Jakarta - Sebanyak 130 kepala keluarga masih menempati hunian sementara (huntara) di Kampung Citanggok, Pandeglang akibat tsunami 22 Desember 2018 lalu. Sampai sekarang, mereka masih menunggu pemerintah membuatkan hunian tetap.
Warga bernama Amah menuturkan pemerintah daerah rencananya akan memindahkan mereka setelah 2 tahun. Hunian tetap rencananya dibuat di Kampung Sepen, Desa Banyu Mekar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Katanya perjanjianya 2 tahun, tapi katanya belum dibangun," kata Amah saat bercerita di Huntara Labuan, Pandeglang, Banten, Minggu (22/12/2019).
Meski tinggal di huntara seadanya, warga katanya tidak ada pilihan. Rumah mereka di pinggir pantai di Desa Teluk hancur akibat tsunami pada setahun lalu.
"Dibetah-betahin aja, memang mau kemana lagi. Tinggal di sana trauma," ujarnya.
Foto: Warga tinggal di Huntara Labuan, Pandeglang (Bahtiar-detikcom) |
Tonton juga Gempa Malut-Sulut Berpotensi Tsunami, Warga Manado Terasa Guncangan Kuat :
Hal serupa disampaikan oleh Sarah. Katanya, mereka akan tinggal di huntara selama 2 tahun dan setelah itu dipindah ke hunian tetap.
Warga menunggu pemerintah segera membangun rumah tersebut. Apalagi menurutnya ada keterbatasan jika harus tinggal di huntara.
"Apalagi kan bangunan di sini begini (dari seng), kalau hujan berisik, kalau panas kepanasan," ujarnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini