"Kegiatan ini adalah kegiatan mulia sekali. Teman-teman kita bisa mudik tak hanya yang disabilitas, yang tak berkebutuhan khusus pun seringkali kita berdialog 20-25 tahun belum mudik. Dengan program mudik gratis Kemenhub, BUMN dan sebagainya mereka jadi mudik," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Cucu Mulyana di Gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat (20/12/2019).
Mudik Ramah Anak dan Disabilitas ini memiliki tujuan Ambarawa dan Solo. Kemenhub berharap kementerian lain bisa termotivasi menggelar kegiatan serupa bekerja sama dengan MRAD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan MRAD kali ini untuk Nataru walau belum terlalu banyak 1 bus (disabilitas), tapi ini langkah awal yang sangat baik. Kalau bandingkan dengan mudik bersama reguler sudah luar biasa tujuan kotanya juga. Sekarang baru ke Ambarawa dan Solo. Tak apa, ini langkah baik sebagai trigger mudah-mudahan lewat kegiatan ini instansi lain bisa ikut berlomba-lomba mengadakan mudik kerja sama dengan MRAD ini," jelas Cucu.
"Tahun ini kita bekerja sama dengan MRAD itu, kita berangkatkan bus dari Kemenhub. 1 bus untuk disabilitas yang kapasitas sudah ada sekitar 30 orang. Kemudian bus akses bagi yang kursi roda itu 10 orang, tentunya untuk para pendamping. Untuk mudik Nataru tahun ini hanya 2 kota tujuan, ke Ambarawa 1 bus, dan 1 lagi ke Solo," ucap Cucu.
Kemenhub juga berjanji membenahi fasilitas terkait mudik agar nyaman bagi disabilitas. Salah satu yang akan diperbaiki adalah terminal.
"Terkait fasilitas bagi disabilitas, Pak Menhub 2020 fokus membenahi fasilitas ini. Beliau memberi kami amanah untuk revitalisasi terminal. Di Indonesia ada 143, tahun ini sudah desain sebanyak 49 terminal. Mulai 2020 akan kita lakukan pembangunan bertahap 16 terminal dulu. Nanti hasilnya tentu akan kami akomodasi fasilitas dan aksesibilitas bagi teman-teman disabilitas," ucap Cucu.
Kemenhub menjelaskan pihaknya menyiapkan bus khusus bagi disabilitas, terutama yang berkursi roda. Soal terminal yang ramah disabilitas, dia mencontohkan Pulogebang. "Memang kita dalam pembenahan terus seperti yang tadi saya sampaikan. Kalau di Pulogebang memang fasilitas untuk disabilitas sudah tersedia," sebut Cucu. Cucu menyebut mudik kali ini gratis.
Sementara itu, founder MRAD Irma Sofiyanti Ilyas, menegaskan tak boleh lagi ada diskriminasi bagi kaum disabilitas. Dia mengatakan kaum disabilitas juga harus mendapatkan hak nyaman saat mudik.
"Ini perdana MRAD mengadakan mudik yang berangkatkan 67 disabilitas dan pendamping. 17 di antaranya pakai udara, 50 darat dengan dua kali pemberangkatan. Kita berusaha memfasilitasi teman-teman disabilitas yang belum dapat. MRAD dilakukan sejak 2016, awalnya 7 orang disabilitas," ucap Irma.
"Waktu itu berhadapan dengan kemacetan luar biasa sampai 38 jam, ada 4 orang yang pakai kursi roda. Ada yang polio artinya disabilitas kursi roda saja beragam mereka harus istirahat rutin. Sakitnya permanen. Ritson, tunanetra puluhan tahun tidak mudik alhamdulillah hari ini pegang tiket ke Sulteng. Ini buah perjuangan teman-teman mudik adalah bonus untuk kalian," sambung Irma. (gbr/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini