"Pilkada pada tahun 2020 Partai Hanura tidak tergantung kepada Wiranto maupun loyalisnya," kata Ketua DPP Partai Hanura Inas saat dihubungi, Rabu (18/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi kita sudah siap terjun dan beberapa kader yang memiliki potensi untuk menang, akan kita survey dulu kekuatannya," kata Inas.
Inas menuturkan pecahnya Partai Hanura terjadi pada awal 2018, pada saat itu Wiranto disebut melakukan makar terhadap OSO. Namun menurutnya, Partai Hanura dalat kembali bangkit dan meloloskan kadernya menjadi anggota DPRD.
"Pecahnya Hanura terjadi pada Januari 2018 ketika loyalis Wiranto melakukan makar kepada Ketua Umum Hanura, bang OSO, tapi berkat ketekunan kepengurusan yang tersisa, kemudian Hanura bangkit kembali. Walaupun belum optimal dan tidak lolos ke Senayan, tapi mampu meloloskan 807 anggota DPRD se-Indonesia," ujar Inas.
Simak juga video Wiranto Ngaku Merekayasa OSO Jadi Ketum Hanura:
Namun, loyalis Wiranto disebut mulai habis karena banyak yang berpindah partai. Inas menyebut hal ini lah yang menjadi salah satu alasan Wiranto untuk mundur dari jabatannya di Hanura.
"Sedangkan loyalis Wiranto banyak yang tercerai berai dan pindah partai, bahkan beberapa diantaranya sudah menjadi anggota DPR di partai lain dan pengurus di partai lain juga. Dan Wiranto pun paham betul bahwa gerbongnya sudah bersisa sangat sedikit sekali, dan hal itu juga yang menjadi salah satu pertimbangan dia untuk mundur dari Ketua Dewan Pembina Hanura," tuturnya.
Diketahui, perseteruan antara Wiranto dan Oesman Sapta Odang (OSO) soal penguasaan Partai Hanura kian panas. Wiranto buka-bukaan awalnya dia ingin menjadikan OSO ibarat 'ketum boneka', namun OSO memberontak merebut partai yang didirikan oleh Ketua Wantimpres itu.
Baca juga: Hanura Pecah Lagi |
Panasnya Wiranto versus OSO ini berawal saat loyalis OSO mendesak agar Wiranto mengundurkan diri dari posisi Ketua Dewan Pembina (Wanbin) Hanura setelah terpilih sebagai Wantimpres. Awalnya Wiranto menolak karena larangan Wantimpres menjabat di partai hanya berlaku untuk pengurus harian.
Namun hari ini, Rabu (18/12/2019), Wiranto menyatakan mengundurkan diri sebagai Ketua Wanbin Hanura. Ia hanya menegaskan bukan dipecat dari partai sendiri, melainkan memutuskan mundur dari dari Ketua Wanbin.
Tak hanya itu, Wiranto juga meminta OSO mematuhi pakta integritas yang dibuat sebelum ia terpilih sebagai Ketum. Eks Menko Polhukam itu mendesak OSO mundur dari Ketum karena OSO gagal membawa Hanura lolos ambang batas parlemen pada Pileg 2019.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini