"Kami berusaha, pendekatan yang kami lakukan soft approach artinya dalam konteks kesejahteraan, lebih ke adat istiadat di sana. Dengan situasi kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat), kita harus kombinasikan sinergi dengan adat istiadat di sana," kata Tornagogo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (16/12/2019).
Tornagogo berharap dapat bersinergi dengan para forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda) setempat. Dia juga berharap kehadirannya dapat diterima di tengah masyarakat Papua Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tornagogo menjelaskan polisi harus tampil humanis dan menyatu dengan masyarakat. Hal itu bertujuan agar masyarakat merasakan manfaat dari kehadiran polisi.
"Kita tetap di sana harus menampilkan polisi yang humanis, yang menyatu dengan masyarakat, sesuai dengan apa yang menjadi keluhan masyarakat selama ini. Polisi di sana juga harus bisa berbaur di tengah kehidupan dan kondisi masyarakat di sana. Jadi betul-betul bisa dirasakan oleh masyarakat manfaat kita di sana," terang Tornagogo.
Tornagogo menyebut hal ini telah dilakukan kapolda sebelumnya yaitu Brigjen Herry Rudolf Nahak. "Kita harus kembali melanjutkan pendekatan yang sudah dilakukan kapolda sebelumnya. Jangan sampai hubungan itu terputus. Saya harus belajar lagu Papua juga," imbuh Tornagogo. (aud/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini