Lembaga survei Median merilis hasil survei yang dilakukan pada 3 Desember-9 Desember yang lalu. Survei ini melibatkan 800 responden dengan margin of error +/- 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi kecamatan dan gender.
Untuk mencari tahu pendapat publik soal dinasti politik di balik majunya Gibran Rakabuming di Pilwalkot Solo, Median menanyakan hal itu langsung kepada para respondennya. Pertanyaannya adalah:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apakah majunya Gibran Rakabuming Raka sebagai Wali Kota Solo menjurus ke politik dinasti atau bukan politik dinasti, bagaimana pendapat Anda?
Mayoritas responden dalam survei Media menyatakan tidak setuju jika Gibran dianggap dinasti politik.
"Ada 55,5 persen warga yang menganggap majunya Gibran bukanlah dinasti politik vs 41,6 persen yang menyatakan itu adalah dinasti politik," kata Rico di Restoran Bumbu Desa, Jakarta Pusat, Senin (16/12/2019).
Ada tiga alasan publik melihat Gibran maju itu baik dan bukan dinasti politik. Yang pertama, mereka berharap Gibran jadi seperti Jokowi (41,3 persen), yang kedua mereka menganggap Gibran Rakabuming masih muda (19,4 persen), dan yang ketiga soal keyakinan membawa perubahan (14,7 persen)
"Tiga alasan publik melihat Gibran maju itu tidak baik dan dinasti politik. Satu terlalu muda (23,4 persen), dua nepotisme (18,9 persen), tiga belum pengalaman (18,9 persen)," jelas Rico.
Gibran-Bobby Maju Pilkada, Sandiaga: Nggak Ada Masalah:
(gbr/imk)











































