Akun Twitter resmi UNESCO mengabarkan tradisi pencak silat Indonesia masuk dalam daftar warisan budaya takbenda pada Kamis (12/12) pukul 22.06 WIB kemarin. Sejam kemudian, UNESCO juga mengabarkan bahwa silat dari Malaysia juga masuk dalam daftar warisan budaya takbenda.
"Selamat #Malaysia!" cuit UNESCO, menyertakan emoji bendera Malayia dan jabat tangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan itu adalah hasil sidang Ke-14 Komite untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda Antarpemerintah, yang berlangsung di Bogota, Kolombia, 9-14 Desember 2019.
Dijelaskan dalam situs resmi UNESCO, silat adalah seni tempur, beladiri, dan bertahan hidup, berakar di Kepulauan Melayu. Keberadaan pencak silat dapat dilacak hingga awal kerajaan Hindu-Buddha Melayu, yakni Kerajaan Langkasuka (pusatnya kini terletak di Pattani Thailand). Silat berkembang ke arah praktik latihan fisik dan spiritual, mengenakan busana tradisional musik, dan adat Melayu. Banyak gaya Silat yang terinspirasi dari gerakan manusia, alam, dan hewan. Misalnya, Silat Harimau.
"Di Malaysia sendiri, ada lebih dari 150 gaya Silat yang diturunkan dari unsur alam seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan," tulis UNESCO.
Latihan silat biasanya dilakukan pada sore atau malam di ruang terbuka, dipimpin oleh master dan 'Jurukaka'. Silat berkembang dari seni beladiri ke arah seni pertunjukan. Sekarang, silat populer sebagai olahraga untuk menjaga kesehatan.
Adapun untuk tradisi pencak silat Indonesia, UNESCO menjelaskannya sebagai tradisi yang mengandung nilai olahraga, aspek mental-spiritual, bela diri, dan seni. Istilah 'pencak' lebih dikenal di Jawa, sedangkan 'silat' lebih dikenal di Sumatera Barat. Tiap daerah punya gaya tersendiri, dilengkapi dengan musik, kostum, dan senjata tradisional. UNESCO menggunakan istilah 'tradisi pencak silat' untuk Indonesia dan 'silat' untuk Malaysia.
Praktisi pencak silat diajarkan untuk menjaga hubungan dengan Tuhan, manusia, dan alam, melindungi diri sendiri dan orang lain, menghindari tindakan menyakiti penyerang, dan menjalin persahabatan. Pengetahun terkait silat diajarkan di pendidikan nonformal, termasuk tradisi tutur, salam, frasa falsafah, pantun, nasihat, lagu, dan teknik bermain peralatan.
Halaman 2 dari 2