Anggota Komisi III Eva Jawab Sindiran Lebih Hargai iPhone daripada Mahasiswa

Anggota Komisi III Eva Jawab Sindiran Lebih Hargai iPhone daripada Mahasiswa

Mochamad Zhacky - detikNews
Kamis, 12 Des 2019 20:32 WIB
Eva Yuliana (Berkerudung) (Mochammad Zhacky/detikcom)
Jakarta -

Anggota Komisi III DPR RI Eva Yuliana disindir oleh Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara, Hengki Primana karena lebih menghargai telepon genggamnya daripada mahasiswa. Apa kata Eva?

"Yang saya lakukan waktu rapat adalah menelusuri jejak pemberitaan dari masalah yang mereka (mahasiswa) ungkap. Saya Googling, juga cari di indeks berita portal seperti detik.com juga, agar bahasan yang kami lakukan meminimalisir kesalahan. Adik-adik (mahasiswa) paham ketika saya jelaskan ini," kata Eva dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (12/12/2019).

Hengki menyebut Eva lebih menghargai telepon genggamnya saat BEM Nusantara beraudiensi dengan Komisi III DPR pada Selasa (10/11). Eva menyebut hal itu disampaikan karena mahasiswa membutuhkan perhatiannya.

"Yang terjadi adalah mahasiswa sebagai adik. Menurut keterangan adik-adik sendiri, ingin mendapat perhatian dari saya selaku kakak dengan meminta untuk tidak terlalu memperhatikan ponselnya di pertemuan kemarin," ucapnya.

Menurut Eva, setelah audiensi ia sempat bertemu dengan anggota BEM Nusantara, termasuk Hengki. Politikus Partai NasDem itu mengaku memberikan nomor telepon selulernya agar para mahasiswa bisa menceritakan hal-hal yang dialami.

"Setelah pertemuan, saya juga bersalaman dengan Hengki dan lainnya. Bahkan saya berikan nomor kontak saya, agar adik-adik yang mengaku diintimidasi mau curhat dan mengadukan apa yang dialami ke saya. Alhamdulillah, mereka terbuka dan sangat terbuka bercerita," sebutnya.



Eva pun berharap soal lebih menghargai ponsel itu tak menjadi masalah serius. Karena sebetulnya, sebut dia, mahasiswa hanya ingin mendapatkan perhatiannya.

"Saya juga menganggap masalah tersebut sudah selesai. Hal itu karena memang hanya kesalahpahaman saja. Ia mengaku paham akan permintaan mahasiswa sebagai adik-adiknya. Kami amini, bahwa perjuangan adik-adik perlu perhatian," tutur Eva.

Hengki juga membenarkan bahwa BEM Nusantara sempat bertemu dengan Eva setelah beraudiensi dengan Komisi III. Dia membenarkan Eva memberikan nomor ponselnya kepada mahasiswa.

"Setelah audiensi, kami ketemu Mba Eva, ngobrol, tapi nggak spesifik soal iPhone itu. Mba Eva sempat tanya soal intimidasi, kaya waktu rumah saya dilempari bom molotov. Mba Eva bilang kalau ada intimidasi lagi bisa langsung kasih informasi ke dia," ucap Hengki saat dihubungi terpisah, hari ini.

Hengki mengaku telah meminta maaf ke Eva. Dia menyebut BEM Nusantara tidak ada memiliki masalah dengan Eva.

"Setelah bertemu kita tukeran nomor HP. Terus lewat WA (WhatsApp) saya minta maaf soal iPhone itu. Nggak ada masalah kok. Intinya kita hanya minta diperhatikan aja," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, ada momen menarik saat BEM Nusantara beraudiensi dengan Komisi III DPR. Momen menariknya yakni saat anggota Komisi III, Eva Yuliana, disindir lebih menghargai telepon genggamnya daripada suara mahasiswa.

"Yang ingin saya sampaikan, ini analisa saya dan teman-teman mahasiswa lain, permasalahan terbesar di negara kita ini adalah ketidakpercayaan, baik itu kepada pemerintah, kepada komnas-komnas, kepada wakil rakyat," kata Hengki saat beraudiensi di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (10/12).

Hengki menyebut mahasiswa sedang berupaya untuk percaya kepada DPR. Namun, sebut dia, tetap saja ada hal-hal yang mengganjal. Hal tersebut adalah ketika mereka menganggap Eva lebih menghargai HP-nya daripada suara mahasiswa.

"Nah, dan kami berikhtiar untuk percaya kepada DPR. Kenapa saya sampaikan kami ragu untuk percaya, dan Mbak Eva lebih menghargai iPhone 11-nya daripada kami berbicara dari tadi. Sepakat kawan-kawan? Dan itu kita tahan," sindir Hengki.

Halaman 2 dari 2
(zak/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads