Tegaskan Tak Setuju UN Dihapus, JK: Jangan Samakan Sekolah di Finlandia

Tegaskan Tak Setuju UN Dihapus, JK: Jangan Samakan Sekolah di Finlandia

Dwi Andayani - detikNews
Kamis, 12 Des 2019 19:13 WIB
Jusuf Kalla (dok. detikcom)
Jakarta - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK), kembali menegaskan tidak setuju bila ujian nasional (UN) dihapus. JK mengatakan perlu ada kajian ulang terkait kebijakan tersebut.

"Iya, dikaji dulu lah," ujar JK di The Sultan Hotel, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (12/11/2019).

JK menilai tidak tepat jika UN dihapus karena banyak pihak yang memprotes. Menurutnya, untuk menjadi bangsa yang hebat perlu ada tantangan yang dihadapi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Kalau tidak ditantang, tidak diuji bagaimana, mau tidak kalau tidak diajak kerja keras. Kan alasannya karena ada guru protes, orang tua protes, murid protes, karena susah, sehingga dihapus. Itulah alasannya menghapus karena susah," kata JK.

"Loh kalau mau bangsa hebat, harus melewati hal yang susah, kalau melayani semua protes karena susah itu kan, kita akan lembek pasti," sambungnya

JK menyebut sekolah di Indonesia tidak bisa disamakan dengan sekolah di Finlandia yang jumlah penduduknya di bawah Indonesia. Menurutnya, dengan jumlah penduduk yang banyak Indonesia perlu memiliki standar yang baik.


"Kalau anak tidak kerja keras, tidak ada external pressure. Jangan samakan Indonesia itu sekolah-sekolah kayak di Finland, yang penduduknya 40 ribu, penduduknya hanya 5 juta. Kalau penduduk 5 juta juga kita bisa memerdekan belajar. Tapi 260 juta gimana, tanpa suatu standar yang baik nasional," kata JK.

Simak Video "Tolak Penghapusan UN, JK: Jangan Samakan dengan Negara Lain"




JK menyatakan dirinya tidak setuju adanya penghapusan UN. Menurutnya, bila UN dihapus maka tren pendidikan akan menurun.

"Ya pastilah, karena menurut saya, nanti saya kasih lihat trennya. Begitu UN tidak menentukan kelulusan, langsung turun peringkat. Bangsa ini akan ada gap-nya," ujar JK.


Sebelumnya, JK menyebut penghapusan UN membuat generasi muda menjadi lembek. Mendikbud Nadiem Makarim membantah.

"Nggak sama sekali, karena UN itu diganti asesmen kompetensi pada 2021. Malah lebih men-challenge sebenarnya," ujar Nadiem di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (11/12/2019).

Nantinya, UN akan diganti asesmen. Apa tujuannya?


"Tapi yang men-challenge itu bukan muridnya, yang men-challenge itu buat sekolahnya untuk segera menerapkan hal-hal di mana pembelajaran yang sesungguhnya terjadi, bukan penghafalan. Ada pembelajaran, ada penghafalan. Itu hal yang berbeda," kata Nadiem.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads