Gudeg dan Gado-gado Jadi Alat Diplomasi di Tanah Maori

Gudeg dan Gado-gado Jadi Alat Diplomasi di Tanah Maori

Danu Damarjati - detikNews
Kamis, 12 Des 2019 12:25 WIB
Foto: Diplomasi gudeg dan gado-gado. (KBRI Wellington)
Jakarta - Makanan khas Indonesia menjadi alat melancarkan diplomasi di Selandia Baru. Berkat gudeg dan gado-gado, candaan-candaan politik keluar.

Hal ini disampaikan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Wellington, Selandia Baru, lewat keterangan pers yang diterima detikcom, Kamis (12/12/2019). Mereka menjalankan diplomasi gudeg dan gado-gado.



"Beberapa hari lalu kami mengundang beberapa teman Iwi dan Pasifika yang kebenaran punya posisi penting dan strategis di pemerintah, parlemen, kampus dan dunia usaha," kata pihak KBRI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iwi adalah sebutan untuk orang Maori, penduduk pribumi Selandia Baru. Sedangkan Pasifika adalah sebutan untuk mereka yang berasal dari negara-negara kepulauan Pasifik. Menteri Urusan Pasifik Aupito William Sio, anggota Parlemen dari Partai Buruh Anahila Kanongata'a Suisuiki, Wakil Rektor Universitas Victoria Dame Winnie Laban, dan orang-orang dari dunia usaha menjadi puas dengan sajian itu.



"Diselingi candaan-candaan politik dan cerita di balik kuliner yang disajikan, semua makanan tersantap," kata KBRI.

Mereka bisa menikmati gudeg dan gado-gado yang punya cita rasa tidak pedas. Gudeg dan gado-gado memang dipilih sebagai sajian untuk orang Iwi dan Pasifika karena rasanya cocok dengan selera setempat.

"Makanan itu ibarat lagu. Tidak semua lagu meski kita suka dan bangga, cocok dengan audiens yang kita hadapi. Sama persis dengan makanan. Disinilah kejelian kita diuji jika ingin jamuan yang kita adakan sukses dalam pengertian mereka puas, dan kita berhasil mempromosikan kuliner Indonesia," kata KBRI Wellington.



Orang-orang yang bermukim di Selandia Baru cenderung menyukai makanan yang segar didominasi sayur-mayur, kaya serat, serta manis. Mereka juga suka dengan makanan berbumbu tebal tapi tidak pedas. Gado-gado dan gudeg Jogja cocok untuk mereka. Sajian penutupnya adalah bubur kacang hijau. Ada pula minuman lokal dan Indonesia yang ikut disajikan.

"Cita rasa Pasifik ini diperkaya dengan kehadiran NZ Pinot Noire dan Souvignon Blanc serta Kopi Arabika dari Jawa Barat," kata KBRI.

Gudeg dan Gado-gado Jadi Alat Diplomasi di Tanah MaoriFoto: Diplomasi gudeg dan gado-gado. (KBRI Wellington)
Halaman 2 dari 2
(dnu/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads