Hal ini disampaikan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Wellington, Selandia Baru, lewat keterangan pers yang diterima detikcom, Kamis (12/12/2019). Mereka menjalankan diplomasi gudeg dan gado-gado.
"Beberapa hari lalu kami mengundang beberapa teman Iwi dan Pasifika yang kebenaran punya posisi penting dan strategis di pemerintah, parlemen, kampus dan dunia usaha," kata pihak KBRI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diselingi candaan-candaan politik dan cerita di balik kuliner yang disajikan, semua makanan tersantap," kata KBRI.
Mereka bisa menikmati gudeg dan gado-gado yang punya cita rasa tidak pedas. Gudeg dan gado-gado memang dipilih sebagai sajian untuk orang Iwi dan Pasifika karena rasanya cocok dengan selera setempat.
"Makanan itu ibarat lagu. Tidak semua lagu meski kita suka dan bangga, cocok dengan audiens yang kita hadapi. Sama persis dengan makanan. Disinilah kejelian kita diuji jika ingin jamuan yang kita adakan sukses dalam pengertian mereka puas, dan kita berhasil mempromosikan kuliner Indonesia," kata KBRI Wellington.
Orang-orang yang bermukim di Selandia Baru cenderung menyukai makanan yang segar didominasi sayur-mayur, kaya serat, serta manis. Mereka juga suka dengan makanan berbumbu tebal tapi tidak pedas. Gado-gado dan gudeg Jogja cocok untuk mereka. Sajian penutupnya adalah bubur kacang hijau. Ada pula minuman lokal dan Indonesia yang ikut disajikan.
"Cita rasa Pasifik ini diperkaya dengan kehadiran NZ Pinot Noire dan Souvignon Blanc serta Kopi Arabika dari Jawa Barat," kata KBRI.
![]() |
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini