Dua siswi SMP di kawasan Jakarta Selatan, Morin (12) dan Hanna (12), mengaku setuju atas adanya program pengganti UN. Mereka merupakan siswi kelas VII SMP yang tahun depan akan menjadi angkatan pertama dari penerapan sistem asesmen minimum dan survei karakter.
"Bagus, biar nanti pas akhir kelas tiga nggak perlu UN lagi," kata Morin saat dihubungi, Rabu (11/12/2019).
Menurut Morin, UN, yang saat ini diterapkan, memiliki terlalu banyak mata pelajaran. Hal ini membuatnya pusing sebagai siswi SMP.
"Kalau misalnya UN, pusing pelajarannya terlalu banyak," ucap Morin.