Disinggung Pernah Money Politics, Calon Hakim MK Bernard Membantah

Disinggung Pernah Money Politics, Calon Hakim MK Bernard Membantah

Eva Safitri - detikNews
Rabu, 11 Des 2019 12:44 WIB
Calon hakim konstitusi Bernard L Tanya. (Eva/detikcom)
Jakarta - Kandidat calon hakim konstitusi Bernard L Tanya sempat disinggung oleh pansel saat melakukan sesi wawancara. Salah satu anggota pansel menanyakan kebenaran apakah Bernard pernah melakukan money politics.

"Pak, pada tahun 2010 benar Bapak pernah menjadi calon Bupati Sabu Raijua, NTT, ada informasi yang menyatakan bahwa Bapak sebagai calon bupati pernah membagikan uang paling sedikit Rp 50.000 per orang?" ujar anggota pansel calon hakim konstitusi, Sukma Violetta, dalam sesi wawancara, di Aula gedung Kemensetneg, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (11/12/2019).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bernard kemudian membantahnya. Dia menerangkan, selama proses kampanye pilkada saat itu, dirinya tidak pernah mendapat teguran. Dia menegaskan informasi itu tidak benar.

"Saya bisa terangkan sela proses pemilukada itu saya tidak pernah ditegur oleh pengawas sekali pun tidak pernah tersangkut kasus apa pun, apalagi terlibat dalam politik uang, sama sekali tidak benar informasi seperti itu," jawab Bernard.



Palguna Akan Pensiun, Pansel Cari Pendaftar Hakim MK Baru:




Lebih lanjut, Bernard menjelaskan dirinya tidak menang dalam Pilkada 2010 di NTT. Dia menduduki posisi ketiga saat itu.

"Tahun 2010 saya ikuti, dan saya pada posisi ketiga, saya seorang dosen, yang menang justru masuk penjara karena korupsi, saya nggak tatu mana yang disebut politik uang. Saya sebagai dosen nggak mungkin punya uang, apalagi bagi-bagi uang, itu bullshit," katanya.

Dia menekankan tidak pernah mendapat teguran dari panwas selama proses pilkada. Bernard justru menekankan anti-money politics dalam kampanye kepada timnya.

"Dan saya dalam mengikuti proses itu tidak pernah ditegur oleh panwas, tidak ada tim saya yang pernah ditangkap karena pelanggaran, apalagi saya diperiksa, nggak pernah sama sekali. Justru dalam kampanye yang pernah saya dengungkan itu anti-money politics dan korupsi," tuturnya.
Halaman 2 dari 2
(eva/rvk)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads