Di dalam pesawat yang membawanya dari Jakarta ke Oman, Andi mendapat pertanyaan dari teman sebangkunya tentang bacaan niat tayamum. Ketika itu penumpang tersebut hendak menunaikan sholat shubuh di atas pesawat.
Teman Andi sudah tak punya wudhu, sementara dua toilet yang tersedia di bagian belakang antre oleh penumpang. Kepada teman sebangkunya, Andi menyarankan wudhu dengan air yang sudah ditaruh di sebuah botol hair spray. "Tidak ada alasan kuat untuk tayamum, sebab masih ada air. Pakai botol hair spray ini," kata Andi.
Walhasil, teman Andi pun berwudhu menggunakan air dari dalam botol hair spray. Dia tak jadi tayamum.
Syahdan. Tayamum boleh dilakukan oleh umat Islam yang ingin bersuci untuk mengerjakan sholat. Syaratnya tidak ditemukan air di tempat tersebut, sedangkan waktu sholat sudah tiba.
Ada pun niat tayamum adalah:
نَوَيْتُ التَّيَمُّمَ لِاسْتِبَاحَةِ الصَّلَاةِ للهِ تَعَالَى
"Nawaytu tayammuma li istibaakhati sholati lillahi ta'ala"
Artinya: Aku berniat tayamum agar diperbolehkan sholat karena Allah.
Baca juga: Cara Bertayamum Menurut Tuntunan Rasulullah |
Selain membaca niat tayamum di awal, setelah tayamum sejumlah ulama menganjurkan untuk membaca doa bersuci berikut ini.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ وَاجْعَلْنِي مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ سُبْحَانَكَ اَللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
Artinya: Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku sebagai orang-orang yang bertaubat, jadikanlah aku sebagai orang-orang yang bersuci, dan jadikanlah aku sebagai hamba-hamba-Mu yang saleh. Mahasuci Engkau, ya Allah. Dengan kebaikan-Mu, aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Engkau. Dan dengan kebaikan-Mu, aku memohon ampunan dan bertaubat pada-Mu.
Kalung Aisyah dan Perintah Tayamum
Perintah tayamum diperkirakan turun pada tahun 627 Masehi. Saat itu Rasulullah SAW dalam perjalanan menaklukkan Bani Al Musthaliq mengajak serta dua istrinya, Ummu Salamah dan Aisyah RA.
Dikutip dari Kitab Al-Lu'lu' wal Marjan karya Muhammad Fuad Abdul Baqi, diriwayatkan dari Aisyah RA, istri Rasulullah mengisahkan bahwa rombongan berhenti sejenak di sebuah daerah bernama al-Baida atau di Dzatul Jaisy. Saat hendak melanjutkan perjalanan, Aisyah menyadari kalungnya hilang.
"Kalungku terjatuh, dan Rasulullah SAW mencarinya dan orang-orang pun mencarinya bersama beliau (Rasulullah)," kata Aisyah seperti diriwayatkan dalam Hadits Al-Bukhari.
Musabab lama kalung Aisyah tak ketemu, rombongan Rasulullah pun mulai khawatir. Sebab di daerah itu tak ada persediaan air sama sekali untuk berwudhu. Orang-orang kemudian mendatangi Abu Bakar, ayah Aisyah.
"Tidakkah engkau melihat apa yang telah diperbuat oleh 'Aisyah, wahai Abu Bakar," kata orang-orang itu kepada Abu Bakar.
Aisyah dianggap menjadi penyebab Rasulullah meminta rombongan berhenti di tempat yang tak ada air sama sekali. Abu Bakar pun pergi menemui Rasulullah.
Saat Abu Bakar datang, Rasulullah sedang tidur dengan posisi kepala di atas paha Aisyah. Kepada Aisyah, Abu Bakar marah dan berkata: "Engkau telah menahan Rasulullah dan orang-orang sementara di sini mereka tidak memiliki air padahal mereka tidak dalam keadaan suci."
Abu Bakar berkata sambil menusuk-nusuk pinggang Aisyah dengan tangannya. Namun Aisyah tak bergerak sedikitpun karena khawatir membangunkan Rasulullah.
"Lalu Rasulullah bangun pada pagi hari dalam keadaan belum bersuci, dan Allah menurunkan ayat Tayammum dan mereka pun bertayammum," kata Aisyah.
Disebutkan bahwa waktu itu Allah SWT menurunkan Surah An-Nisa ayat 43
...Maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik, usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Sungguh, Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun," (Surah An-Nisa': 43).
وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا
Latin-Arab: wa ing kuntum marḍā au 'alā safarin au jā`a aḥadum mingkum minal-gā`iṭi au lāmastumun-nisā`a fa lam tajidụ mā`an fa tayammamụ ṣa'īdan ṭayyiban famsaḥụ biwujụhikum wa aidīkum, innallāha kāna 'afuwwan gafụrā
Artinya: Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
Dikisahkan, setelah Rasulullah dan rombongan tayamum, Aisyah membangkitkan unta yang menjadi kendaraanya. "Dan ternyata kalung tersebut berada di bawahnya (unta)," kata Aisyah.
Kisah hilangnya kalung Aisyah , istri Rasulullah menjadi awal turunnya perintah tayamum.