Hari ini, Selasa (10/12/2019), ada satu lagi anak kobra yang ditemukan di Royal Citayam Residence sehingga totalnya sudah 33 ekor. Meski begitu, induk kobra belum juga ditemukan.
"Induknya masih belum (ketemu)," kata warga Perumahan Royal Citayam Residence, Hari Cahyo, ketika dihubungi, Selasa (10/12).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penanganan masih dari warga sendiri. Semua kegiatan, semua finansial dari warga semua. Belum ada bantuan dari tingkat kabupaten atau desa," ujarnya.
Saat dikonfirmasi apakah akan memberikan bantuan, Camat Bojonggede Dace Hatomi justru mempertanyakan bantuan apa yang harus diberikan. Kecamatan Bojonggede tampaknya belum akan turun tangan menangani teror kobra itu.
"Bantuan apa ya? Ini kan bukan bencana, bukan kerusakan itu. Ya kan bukan bencana seperti rumah rusak. Kalau longsor, ada bantuan," kata Dace Hatomi.
Dace menjelaskan dinas pemadam kebakaran adalah pihak yang tepat untuk memberikan bantuan kepada warga. Pemerintah setempat, dalam hal ini desa atau kecamatan, hanya membantu mencarikan orang yang bisa untuk menemukan ular kobra tersebut.
![]() |
Dia menjelaskan pemerintah setempat hanya melakukan monitoring dan pencegahan. Selain itu, kata Dace, pihak kecamatan atau desa tidak memiliki orang ahli untuk menangani ular kobra.
"Kalau itu kan seperti sarang lebah. Itu kan kasusnya (ular kobra) hampir sama kayak gitu. Ada korban, kita beri bantuan. Ini kan nggak ada korban, gitu," ujar dia.
Induk kobra yang meneror warga Perumahan Royal Citayam Residdence sendiri belum berhasil ditemukan baik oleh warga, maupun oleh para relawan yang membantu menangkap ular. Induk kobra disebut memiliki insting yang tajam.
"Iya sulit, induk kesulitan, karena insting mereka sudah pintar atau tajam daripada anakan. Kenapa anaknya yang ketemu? Karena mereka belum pintar, instingnya masih tipis," kata Ketua Komunitas Reptil Action, Rizki Maulana.
Rizki menjelaskan, induk ular kobra harus ditemukan. Hal ini untuk mencegah induk kobra tersebut kembali bertelur di perumahan tersebut.
"Induk dicari untuk mencegah agenda tahunan. Kalau induknya enggak ketemu, kemungkinan bisa bertelur lagi di sini karena memang wilayahnya di sini, enggak ke mana-mana," lanjutnya.
Warga setempat pun terus melakukan upaya antisipasi agar ular tidak masuk ke rumah mereka. Salah satunya adalah dengan menggunakan kapur barus.
"Kami diberi tahu komunitas, ular nggak suka wangi yang berlebihan dan akan menghindari bila ada wangi berlebihan. Yang mudah didapat kan kabur barus, makanya pada naruh kapur barus di teras rumah," kata Awe di kompleks rumahnya.
Anggota Reptil Action, Raden Prasetyo menyatakan hal senada. Menurutnya, kapur barus bisa menjadi langkah antisipasi lantaran ular tidak suka wewangian.
![]() |
"Bisa taruh kapur barus. Kapur barus sebenarnya wangi-wangian saja. Ular nggak suka wangi-wangian. Jadi kalau dia mau cari mangsa, nggak kecium mangsanya, malah wangi-wangian itu yang kecium. Ular kabur," jelas Raden.
Pihak desa akhirnya turun tangan mengatasi teror kobra ini. Rencananya, akan ada fogging di Perumahan Royal Citayam. Fogging akan dilakukan di saluran-saluran air, kebun, rumah kosong, dan tempat yang diduga sebagai sarang ular kobra.
"Untuk fogging besok (Rabu 11 Desember) dilaksanakan. Dan juga untuk fogging kita coba perbantukan linmas dari desa-desa," kata Pjs Kades Susukan Bojonggede, Sanan Wijaya.
Pemerintah desa juga akan membagikan kapur barus kepada warga untuk diletakkan di depan rumah. Kapur barus atau pengharum akan diberikan karena fogging tidak akan dilakukan di dalam rumah.
"Kita antisipasi, karena nggak mungkin rumah warga kita fogging. Kita fogging sela-sela yang dikiranya tempat sarang ular tersebut. Pokoknya kita coba langkah jalan terbaik. Bantuan itu kita lihat. Paling minggu-minggu ini kita siapkan. Biar semua warga tenang," ucap Sanan.
Sementara itu, menurut Ketua Komunitas Reptil Action, Rizki Maulana, menjelaskan, fogging akan mempermudah pencarian ular kobra. Dia mengatakan asap fogging akan membuat ular terganggu.
"Iya, bukan untuk membunuh, tapi mempermudah (pencarian ular kobra) karena di dalam jadi panas suhunya, ditambah napas dia terganggu sama asap itu," terang Rizki.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini