Pemerintah Bakal Minta Pandangan Profesor AS soal Pembentukan KKR

Pemerintah Bakal Minta Pandangan Profesor AS soal Pembentukan KKR

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Selasa, 10 Des 2019 19:15 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta - Pemerintah berencana menggelar teleconference dengan salah satu profesor di Amerika Serikat (AS) terkait pembentukan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR). Pemerintah mengaku ingin mendengarkan pandangan dunia luar.

"Kita ingin perkuat tadi saya sudah sampaikan ingin memperkuat pandangan dari dunia luar seperti apa. Hari Rabu kalau nggak salah kita akan teleconference dengan salah satu profesor Amerika yang ahli di bidang KKR itu. Salah satu reference bagi kita bahwa KKR juga dikenalkan di negara lain," kata Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (10/12/2019).


Moeldoko mengatakan saat ini pemerintah tengah mencari formula terbaik terkait pembentukan KKR. Pasalnya, UU KKR sebelumnya pernah dibatalkan MK beberapa tahun silam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya itu makanya kita cari formula yang terbaik," kata Moeldoko.

Sementara itu, Menko Polhukam Mahfud Md mengatakan pihaknya hanya melanjutkan konsep KKR yang digagas sebelumnya. Pembentukan KKR ini juga, menurut Mahfud, melibatkan banyak pakar.

"Kita tetap berangkat dari konsep yang lama, lalu konsep yang lama itu kan udah hampir jadi, lalu ada beberapa butir yang belum disepakati. Kita meneruskan itu," ujar dia.


Mahfud juga menegaskan akan mendengarkan semua pihak terkait penyelesaian kasus HAM masa lalu.

"Ya aktivis HAM iya, yang lain tidak. Kita dengarkan semua. Kalau mendengarkan satu kan nggak sempet juga. Semua didengar," ujar dia.



Tonton juga video Kartun SpongeBob Dikritik 'Kasar' dan 'Rasis' dari Profesor AS:

[Gambas:Video 20detik]

(knv/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads