"Setelah kami komunikasi ke Divhubinter (Divisi Hubungan Internasional) Polri, kami belum mendapatkan permintaan (bantuan tangkap) dari tempat negara mana daripada pelaku ini melakukan suatu tindak pidana," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (10/12/2019).
Argo menjelaskan, Polri tak dapat memburu Azura tanpa permintaan dari Kepolisian Hong Kong karena tindak pidana penipuan tersebut tidak dilakukan di Indonesia. Polri hanya berwenang menindak seseorang yang berbuat kejahatan di wilayah hukumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Azura Luna Mangunhardjono jadi perbincangan setelah dituduh sebagai penipu profesional demi gaya hidup mewahnya sebagai sosialita di Hong Kong. Wanita asal Indonesia ini pun dilaporkan oleh mantan kekasihnya yang merasa ditipu oleh dia.
Simak Video "Ini Intan, Perias yang Fotonya Dicatut Wanita Penipu Gaet Pria Idaman"
Mantan kekasih Azura, yang diidentifikasi bernama Jason, bercerita, Azura memperkenalkan diri kepada Jason bahwa ia adalah seorang putri Indonesia yang menerima tunjangan US$ 150 ribu atau Rp 2,1 miliar sebulan, berkeliling dunia hanya melalui jet pribadinya.
Wanita berambut panjang ini juga dikenal di kalangan elite dan termasuk salah satu dermawan kaya. Pakar teknologi dari New York ini tak pernah membayangkan bahwa pertemuannya dengan Azura pada 15 Oktober 2017 menjadi awal jebakannya ke dalam kebohongan. Jason bahkan diundang ke apartemen Azura di lantai 20 di 1 Robinson Road, daerah kelas menengah yang harga sewanya mencapai US$ 12.500 atau Rp 176 juta.
Saat menjalin hubungan dengan Jason, Azura rupanya pernah ditangkap polisi karena kasus penipuan penjualan tas Hermes. Salah seorang warga Los Angeles, Shopie, mengaku ditipu oleh Azura setelah membeli tas Hermes dan mengirimkan US$ 86 ribu atau Rp 1,2 miliar. Tapi, ketika Shopie membawa empat tasnya untuk diautentifikasi, dua tas itu dinyatakan palsu. Azura kemudian dibebaskan lewat bantuan dua pengacaranya.
Mantan kekasih Azura yang lainnya, Robert, menceritakan bahwa Azura adalah penipu profesional. Robert disebut telah mengirim Azura hingga US$ 150 ribu atau Rp 2,1 miliar untuk ayahnya yang sekarat pada akhir 2017. Robert juga mentransfer US$ 30 ribu atau Rp 422 juta ke Azura untuk apa yang dia sebut sebagai sumbangan amal, yang kemudian Robert mengetahui bahwa uang itu tidak pernah diberikan kepada badan amal.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini