Merujuk pada tulisan 'Ngayau dari Masa ke Masa: Dari Penggal Kepala Hingga Membajak Tenaga Kerja Terampil' yang ditulis oleh R Masri Sareb, kayau memilki banyak ragam dalam kehidupan Suku Dayak. Dia mencontohkan, dalam tradisi Dayak Iban tradisi kayau dibagi dua macam, yakni kayau besai dan kayau anak.
"Kayau anak jika perang/balas dendam antar sesama keluarga saja, tidak melibatkan banyak orang atau warga kampung. Namun kayau besai baru melibatkan warga seluruh kampung," tulis Masri dalam tulisan yang termuat dalam jurnal 'Prosiding Kongres Internasional: Kebudayaan Dayak 1: Menjadi Dayak' itu.
Namun, Masri menjelaskan bahwa harus ada alasan yang kuat untuk melakukan kayau. Jika tidak, maka orang yang memprovokasikan isu untuk kayau itu justru akan mendapatkan sanksi adat.