Kisah Mengerikan di Balik Lampu Merah Pertama di Dunia

Mesin Waktu

Kisah Mengerikan di Balik Lampu Merah Pertama di Dunia

Pasti Liberti Mappapa - detikNews
Selasa, 10 Des 2019 14:11 WIB
Foto Ilustrasi : Westminster Bridge (iStock)
Jakarta - Tepat hari ini, 161 tahun yang lalu berdirilah lampu pengatur lalu lintas pertama di dunia. Seorang insinyur bernama John Peake Knight, dari Nottingham, Inggris yang menggagas sistem manajemen lalu lintas paling penting itu.

Gagasan Knight muncul setelah ratusan pejalan kaki yang mati di jalan raya kota London di era 1860an. Saat itu kendaraan bermotor belum diciptakan. Kereta kuda yang ngebut di jalanan kota London jadi pembunuh nomor satu bagi para pedestrian.




SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Knight yang bekerja di jawatan kereta api lalu punya ide menggunakan sistem sinyal kereta untuk diterapkan di jalan raya. Pada 1865, dia mendekati pimpinan polisi kota London untuk mengenalkan ide itu.

Prinsip kerja pengatur lalu lintas buatan Knight menggunakan sistem semafor. Saat tongkat semafor diturunkan ke 45 derajat, lalu lintas bebas mengalir dengan hati-hati. Namun begitu tongkat dinaikkan, lalu lintas harus berhenti untuk memungkinkan pejalan kaki menyeberang.

Sementara untuk malam hari ada sebuah lentera berwarna merah dan hijau di pucuknya dengan memanfaatkan gas. Sama seperti untuk kereta api, merah untuk berhenti. Pengoperasiannya masih secara manual. Seorang polisi harus berdiri di samping pengatur lalu lintas sepanjang hari untuk mengoperasikan.

Rancangan itu sendiri baru terwujud tiga tahun kemudian. Sebuah menara dengan tinggi sekitar 6 meter dipasang di persimpangan Great George Street dan Bridge Street di London, wilayah Westminster, dekat dengan Westminster Bridge dan gedung parlemen, The Palace of Westminster.

Pengatur lalu lintas itu disambut dengan gembira mayoritas warga kota London. Penciptanya dengan percaya diri memprediksi lebih banyak pengatur sejenis yang akan didirikan di tengah kota London.

Tapi ada juga yang sinis pada lampu pengatur lalu lintas itu. Mereka menyebutnya sebagai "Penanda yang Mengerikan" di dari Westminter Bridge. Apalagi jika dilihat saat malam berkabut.




Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Belum sebulan beroperasi bencana datang pada sebuah malam. Pipa gas yang bocor mengakibatkan salah satu lampu lalu lintas meledak di hadapan polisi yang mengoperasikannya. Polisi itu terbakar hebat di bagian wajah dan kemudian meninggal dunia.

Proyek yang sebelumnya mendapat sambutan antusias itu segera dibatalkan. Keselamatan warga yang melintas jadi pertimbangan utamanya. Kecelakaan itu menghambat pengembangan lebih lanjut sampai era mesin pembakaran internal.

Baru 40 tahun kemudian pengatur lalu lintas kembali didirikan di Amerika Serikat dengan menggunakan lampu minyak tanah.
Halaman 2 dari 2
(pal/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads