"Tidak (tumpang tindih). Begini, kalau kita melihat bahwa secara universal, AL di dunia punya 3 fungsi, military function itu hakiki, kemudian ada diplomacy function, constabulary function. Nah constabulary function ini penegakan hukum. Jadi AL punya kewenangan untuk penegakan hukum dan kemudian diatur oleh UU mana yang menjadi bagian AL, mana bagian instansi yang lain. Jadi tidak ada tumpang tindih, wilayah juga sama," kata Laksdya Taufiq di Mabes Bakamla RI, Jl Proklamasi Nomor 56, Jakarta Pusat, Selasa (10/11/2019)
Meski Angkatan Laut punya kewenangan tersebut, menurut Taufiq cara pandang masyarakat era ini sudah berbeda. Karena itu, lanjut dia, ada kesatuan lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian defence di bawah Navy. Kenapa? UU kita mengatakan ada komcad (komponen cadangan) di situ. Kita punya aset, kita punya panji manusia terlatih, kalau perang masa nggak digunakan di bawah kendali AL. Jadi sebetulnya nggak ada tumpang tindih, hanya bagaimana kita memaknai kemudian kita mensinkronkan daerah operasi dan oleh karena itu sekarang UU-nya masih bersumber pada UU masing-masing, maka saya tekankan kepada seluruh personel Bakamla, walaupun secara mendasar, kalau kita ingin berhasil dalam suatu operasi, kodal (komando dan pengendalian) harus jelas," imbuh dia.
Laksdya Taufiq menyebut ada semacam upaya harmonisasi antar lembaga. Dia mengaku sudah menjalin hubungan baik dengan hampir seluruh coast guard di dunia, termasuk komando pasifik di Amerika yang berkedudukan di Hawai. Dia lalu mencontohkan koordinasi dengan AL.
"Nah, mereka (komando pasifik di Hawai) menginformasikan ke saya bahwa 'Pak di sini, daerah ini ada situasi seperti ini'. Saya belum tahu sebetulnya, sensor kita belum tahu dan mereka punya satelit. Mereka menginfokan berada di utaranya Irian, misal. Saya kan nggak ada akses ke sana, saya kasih ke AL yang dikasih armada 3, armada 3 ada di sana, silakan. Saya tidak memerintahkan dia ke sana tapi saya menginfokan karena itu untuk kepentingan bersama maka armada 3 menggerakkan kekuatannya. Saya nggak nyuruh dia, itulah salah satu contoh bagaimana kita unity of effort," sebut Taufiq.
"Kemudian seperti yang pernah saya lakukan pada saat saya menangkap 1,3 ton sabu-sabu ya di Selat Singapura, coba disimak press release saya, di situ saya sampaikan bahwa ini bentuk sinergitas. Jadi kita akan bekerja dalam yurisdiksi masing-masing. Masalah narkotika saya serahkan ke BNN, masalah pidana umum saya serahkan ke kepolisian, masalah kepabeaan saya serahkan ke Bea Cukai, maslah kapal ikannya saya serahkan ke KKP. Tapi masalah kedaulatan diambil oleh AL itu sendiri. Jadi tidak ada tumpang tindih, bagaimana kita menyikapi UU yg berlaku di kita," beber dia. (gbr/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini