Palembang - Tidak cuma buruh pabrik saja yang bisa mogok. Dokter di Rumah Sakit Umum Moehammad Hoesin (RSMH) Palembang pun tak gentar. Akibatnya? Pelayanan pada para pasien pun terganggu.Aksi mogok para dokter itu sebagai bentuk penolakan mereka atas pengangkatan dr Basir Palu sebagai pimpinan RS pemerintah tersebut. Gara-gara aksi mogok ini, diturunkanlah tim Brigade Siaga Bencana (BSB) dan dokter umum senior untuk menangani pasien.Namun meski sudah ada tenaga bantuan, tetap saja suasana antre pasien menghiasi sejumlah poliklinik rumah sakit yang berada di Jalan Jenderal Sudirman itu. Poliklinik penyakit dalam, penyakit dalam khusus, kebidanan dan bedah diantre puluhan orang. Antrean itu juga disebabkan banyaknya pasien rujukan dan pelayanan lanjutan, seperti pasien cuci darah yang membutuhkan petunjuk dari dokter spesialis penyakit dalam. "Saat ini pelayanan di beberapa poliklinik itu memang tidak optimal. Sebab tidak ada dokter spesialis. Para dokter BSB itu tidak bisa memberikan tindakan sesuai dengan fungsi RSMH sebagai rumah sakit rujukan," kata seorang dokter spesialis penyakit dalam yang tidak setuju dengan penunjukan Basir Palu, Jumat (18/11/2005). Namun meskipun antre, semua pasien yang mendaftar di beberapa poliklinik itu tetap dipanggil satu per satu. Mereka mendapat tindakan dari dokter BSB dan dokter umum senior. Sementara pelayanan di Instalasi Rawat Darurat tetap lancar seperti biasa. Menurut juru bicara rumah sakit itu, Emma Chuzaimah, direksi sudah meng-SK-kan pelayanan di beberapa poliklinik ditangani dokter BSB dan dokter senior selama adanya aksi mogok. "Sesuai dengan perintah Dirut dan yang di-SK-kan, dokter BSB terus bertugas apabila para dokter residen dan spesialis tidak masuk," katanya. Sebelumnya Gubernur Sumatera Selatan Syahrial Oesman mengimbau agar para dokter yang menggelar aksi demo tidak melupakan tugas mulia mereka yakni memberikan pelayanan kepada masyarakat. "Dengan aksi yang mereka lakukan itu jangan sampai pelayanan terganggu. Itu saja," kata Syahrial kepada pers. "Ya, aksi itu lambat laun akan berhenti sendiri. Yang penting itu tadi. Pelayanan jangan sampai terganggu," katanya.
Ditolak Sejak Awal Saat Basir Palu pada 18 Oktober lalu menjabat Dirut Rumah Sakit Dr Mohammad Hoesin Palembang, dia langsung disambut demo sekitar 100 dokter. Mereka menolak kehadiran dr Basir Palu yang menggantikan dr Ratna Dewi Umar. Ada beberapa alasan mengapa sebagian besar dokter menolak Basir Palu. Pertama, penggantian pejabat direktur utama rumah sakit itu terkesan mendadak sehingga menimbulkan banyak pertanyaan. Kedua, yang dilantik Menteri Kesehatan bukan staf yang diajukan pihak Direktur Rumah Sakit Umum Moehmmad Hoesin yang sudah melalui
fit and propert test. Lalu, direktur yang baru ini tidak mengenal wilayah Sumatera Selatan atau bukan wong daerah ini padahal rumah sakit ini merupakan rumah sakit rujukan utama yang meliputi wilayah Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jambi, Lampung dan dan Bengkulu.
(nrl/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini