Retno mengatakan pertemuan bilateral dilakukan dengan Namibia, Fiji, Selandia Baru hingga Singapura. Ia menjelaskan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Fiji Hon Inia Seruiratu banyak membahas soal kerja sama bidang ekonomi dan partnership.
"Dengan Fiji kita bicara banyak termasuk dengan hubungan dengan Indonesia dengan Fiji bagaimana hubungan dekat dengan Fiji dalam konteks ekonomi bukan hanya politik oleh karena itu kita sekarang bahas kemungkinan kita buat PTA (preferentail trade agreement) dengan Fiji, academic analisisnya sudah selesai dan awal tahun depan kita berharap kita sudah akan negosiasi PTA dengan Fiji," kata Retno Marsudi di lokasi BDF ke-12, Gedung BNDCC, Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (3/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Retno menyebut masyarakat Fiji sangat menggemari produk-produk ekonomi Indonesia. Salah satu produk tersebut yakni mi instan.
"Sebenernya kecil tapi menunjukkan hubungan yang baik di bidang ekonomi. Misalnya, beliau menyebutkan produk mi instan Indonesia sudah sangat populer di Fiji. Bahkan untuk orang-orang Fiji yang hidup di dataran tinggi itu produk mi menjadi sangat tenar," ujar Retno.
Selain itu, pemerintah Fiji disebut tertarik belajar cara membuat produk-produk makanan dari Indonesia. Menurut Retno, pemerintah Fiji meminta Indonesia agar bersedia memberikan pelatihan mengolah makanan.
"Beliau secara spesifik menyampaikan harapan agar kita juga dapat memberikan pelatihan untuk meng-convert communities menjadi produk. Yang beliau contohkan misal mengenai cassava dan sweet potato, karena beliau melihat di sini, di Yogya banyak sekali makanan kita, tradisional snack kita yang berasal dari cassava dan sweet potato yang beliau ingin belajar dari Indonesia," ucapnya.
Setelah itu, Retno menjelaskan pertemuan dengan delegasi Selandia Baru, Hon Aupito William Sio, yang banyak membahas masalah kemitraan di kawasan pasifik, salah satunya terkait Pasific Expo. Menurut dia, pemerintah Selandia Baru menilai Pasific Expo bisa meningkat hubungan antar kedua negara.
"Kemudian kita juga mulai memikirkan, jadi masih dalam tahap yang sangat dini, mulai memikirkan bagaimana kita membuat Next Pasific Expo. Karena tahun ini kita buat Pasific Expo dan menurut beliau, beliau yang bilang itu adalah sukses besar karena mendekati pasifik tentunya akhirnya dengan ekonomi. Tapi selain itu mendekati pasifik dengan kesamaan budaya dan itu work very well di pasifik dan itu akan kita tindaklanjuti dengan kegiatan-kegiatan positif lainnya termasuk di bidang ekonomi. Jadi itu dengan Selandia Baru. Inti adalah partnership di pasifik dengan Selandia Baru," jelas Retno.
Kemudian pertemuan Retno dengan delegasi Singapura, menurutnya, banyak membahas soal pelatihan tentang pendidikan. Dia mengatakan pembicaraan itu lebih menekankan cara mengubah mindset lulusan pendidikan atau tidak bisa menjadi pencari kerja namun bisa menciptakan lapangan kerja.
"Bagaimana kita mengubah mindset pendidikan dari pendidikan yang lebih cenderung ke university best graduate menjadi expertise-nya betul-betul diperlukan sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan pasar dan juga kita juga berbicara bagaimana kita tak hanya mencetak job's seeker tapi kita juga mencetak job's creators," tuturnya.
Pertemuan bilateral Menlu Retno pun berlanjut. Setidaknya masih ada pertemuan dengan delegasi dari Kenya, Timor Leste hingga Kepulauan Solomon.
Selain itu, pada Jumat (6/12) besok Indonesia akan melakukan pertemuan 2+2 dengan Australia. Rencananya Menlu Retno bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto akan bertemu dengan Menlu Australia Marise Payne dan Menhan Australia Linda Reynolds.
Simak Video "Raker dengan Menlu, Komisi I DPR Tanya Polemik Kepulangan Rizieq"
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini