Diharapkan, dengan adanya penutupan arus ini, lalu lintas bisa lebih lancar. Lalu, apa kata warga?
Sobirin (53), tukang ojek pangkalan di dekat lokasi tersebut, tak menyoal langkah Pemprov menutup U-turn. Dia mengatakan penutupan jalan itu tak berpengaruh terhadap pencariannya sebagai driver ojek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait lalu lintas di lokasi, Sobirin mengatakan kemacetan terjadi hampir setiap hari sejak ada penyempitan jalan. Sejak pagi tadi, menurutnya, kendaraan motor dan mobil sudah tidak bisa melewati U-turn atau putaran.
Sementara itu, Wina (48), karyawan di sekitar Setiabudi, tidak setuju dengan penutupan U-turn. Menurut dia, harus ada alasan konkret soal penutupan jalan. Bahkan seharusnya, kata Wina, jalan dibuat lebih lebar.
"Orang banyak yang lewat sini juga. Harus ada alasan yang jelas kenapa ini ditutup, kan yang dari Sudirman banyak juga lewat sini. Connect bisnis juga kan, kalau semua ditutup gimana? Harusnya justru jalanan diperbesar ya," kata Wina.
Adapun Uwais (36), tukang ojek pangkalan di dekat U-turn flyover Satrio, setuju penutupan dilakukan untuk mengurai lalu lintas. Menurutnya, kemacetan di lokasi sudah lumrah terjadi karena putaran.
"Kalau soal bikin macet, emang ini puteran balik, puteran balik arah Rasuna, Kuningan, Tebet, Melayu, kalau ditutup, nggak ditutup bakal macet juga," katanya.
"Insyaallah kalau rezeki nggak bakal ke mana. Ini juga saya dengar udah lama (wacana penutupan U-turn flyover Satrio), tapi baru sekarang aja dijadiin kayaknya," imbuhnya.
Kondisi di lokasi saat ini telah dipasang 20 cone pembatas untuk membagi sisi Jalan Mas Mansyur dan Jalan Karet Pasar Baru. Dishub DKI Jakarta menyiagakan petugas untuk mengatur lalu lintas. Dengan adanya penutupan U-turn ini, pengguna yang akan berputar dari Sudirman harus naik ke flyover. (idn/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini