Pantauan detikcom, puluhan wanita memulai aksi long march dari Stasiun Sudirman menuju Bundaran HI pukul 07.15 WIB. Wanita-wanita itu berjalan beriringan.
Mereka tampak mengalungkan papan kardus berisi pesan-pesan. Di antaranya bertuliskan 'Lahir dari rahim perempuan, kok memperkosa?', 'Nggak anti tjaptikoes, tapi anti pemerkosaan', dan 'aku butuh kamu, bukan posesifnya kamu'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wajah mereka terlihat babak belur. Luka lebam menghiasi wajah wanita-wanita itu.
"Kita solidaritas terhadap penyintas kekerasan seksual di Indonesia. Jadi kita kolektif ini bikin kampanye biar orang tuh sadar ini loh isu kekerasan seksual itu urgent banget harus kita selesaikan," ujar seorang peserta aksi sekaligus kreator Women Indonesia, Nopitri Wahyuni, kepada wartawan, Minggu (1/12/2019).
Nopitri menyebut kampanye itu dilakukan selama 16 hari yakni mulai dari 25 November - 10 Desember 2019. Selain long march, kampanye tersebut diwarnai dengan pembacaan puisi, teatrikal, dan tarian anti kekerasan.
Aksi itu, sebut Nopitri, lebih fokus tertuju pada kasus-kasus pemerkosaan. Ia menilai masyarakat masih sering menyudutkan korban pemerkosaan, yang seharusnya mendapatkan perlindungan.
"Korban kekerasan seksual masih belum dapat payung hukumnya belum dapat perhatian dari berbagai pihak sehingga solidaritas ini harus dilakukan dan terusdigaungkan. Karena memang temanya secara global 16 hari anti kekerasan seksual terhadap perempuan itu bersolidaritas kita berdiri banget untuk korban-korban pemerkosaan," tuturNopitri.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini