Gelar Muktamar ke-3, Ahlulbait: Syiah Bagian Integral Umat Islam RI

Gelar Muktamar ke-3, Ahlulbait: Syiah Bagian Integral Umat Islam RI

Rahel Narda - detikNews
Jumat, 29 Nov 2019 19:51 WIB
Seminar Peran Ormas Islam dalam Membangun Strategi Kebudayaan Nasional di sela muktamar ketiga Ahlulbait Indonesia (Rahel Narrda/detikcom)
Jakarta - Organisasi masyarakat (ormas) Islam, Ahlulbait Indonesia (ABI), menggelar muktamar ketiga. Ketua Dewan Syura Ahlulbait Indonesia, Umar Shahab, mengatakan syiah merupakan bagian kesatuan dari umat islam.

"Karena untuk menjadi atau untuk menegaskan diri sebagai pengikut Islam memang tidak ada keharusan kita harus menyatakan sebagai syiah atau apa dan sebagainya. Karena kita merasa bahwa syiah adalah bagian integral umat Islam yang tak terpisahkan," kata Umar dalam acara seminar di Hotel Horison Arcadia, Jalan Pangeran Jayakarta, Jakarta Pusat, Jumat (29/11/2019).

Seminar yang bagian dari rangkaian Muktamar ketiga Ahlulbait Indonesia ini mengambil tema Peran Ormas Islam dalam Membangun Strategi Kebudayaan Nasional. Oleh karena bagian dari kesatuan Islam, Umar tak menilai syiah di Indonesia sebagai minoritas. Namun, dia mengakui ada beberapa pandangan berbeda soal syiah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena itu kita merasa bahwa pengaruh syiah di Indonesia ini bukan masuk kategori kaum minoritas. Karena kita tidak pernah merasa kaum minoritas. Kita adalah kaum muslimin. Kita adalah bagian yang tak terpisah dari umat Islam Indonesia," ungkap Umar


"Meskipun kita sadar betul bahwa kita memiliki pandangan-pandangan yang berbeda dalam beberapa hal dengan pengaruh-pengaruh dan pemikian-pemikiran lainnya," sambungnya.

Dia mengatakan Ahlulbait Indonesia berdiri pada 2010 dan saat ini sudah memiliki 24 dewan pengurus wilayah provinsi serta 120 kepengurusan daerah. Ahlulbait Indonesia juga memiliki organ-oran otonom lain seperti muslimat. Namun, Umar mengatakan saat ini belum diketahui jumlah pasti penganut syiah di Indonesia.

"Selama 9-10 tahun ini kita telah melakukan banyak hal. Dan intinya adalah melayani para pengikut ahli atau para pengikut syiah yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Juga melakukan apa yang harus kita lakukan untuk pengikut masyarakat syiah Indonesia yang jumlahnya meski tidak ada data resmi, tapi cukup banyak. Saya tidak bisa menyebut angka meski ada yang klaim sampai 5 juta, ada yang 1-2 juta. Belum Ada, apa namanya, secara resmi melakukan penghitungan," kata dia.

Di lokasi yang sama, Direktur Penerangan Agama Islam Kementerian Agama, Juraidi, menyambut baik kegiatan ini. Dia juga berharap ormas ini dapat berkontribusi bagi pembangunan bangsa dalam bidang keagamaan.

Simak Video "Tutup Muktamar PKB, Ma'ruf Amin Merasa Seperti Muda"




"Ya tentu atas nama pemerintah pertama-tama kami menyambut baik kegiatan muktamar ini sebagai bagian dari ormas Islam, tentu yang diharapkan berkontribusi untuk pembangunan khususnya bidang keagamaan," kata Juraidi dalam sambutannya.

Juraidi juga berharap seusai muktamar ini dapat bermanfaat bagi bangsa dan negara. Selain itu juga dapat membuat program-program yang dapat menghasilkan kebudayaan yang baik.

"Mudah-mudahan nanti selesai muktamar ini banyak membawa manfaat bukan hanya untuk ABI tapi untuk bangsa untuk negara kita. Menghasilkan program-program yang terkait juga dengan misalnya pembudayaan yang baik ya," terang Juraidi.

Juraidi juga mencontohkan Pancasila sebagai salah satu bentuk kebudayaan yang baik. Dia menjelaskan Pancasila adalah hasil saripati dari hal yang dianggap baik.


"Dalam konteks Indonesia pancasila itu adalah hasil hal-hal yang baik, sari pati daripada hal yang dianggap baik diangkat, digali dari tanah air kita, budaya-budaya yang ada di Indonesia," jelas Juraidi.

Karena itu, bagi Juraidi, Pancasila adalah puncak dari kebudayaan bangsa Indonesia. Karena Pancasila dapat menyatukan Indonesia yang memiliki beragam perbedaan.

"Jadi karena ini dianggap baik dalam konteks kita bernegara, maka Pancasila itulah yang terbaik buat kita, yang bisa menyatukan kita karena Indonesia ini terdiri dari berbagai etnis, bahasa, suku bangsa yang bermacam-macam. Maka ada hal yang perlu mengikatnya maka kesepakatan nasional kita disebutnya, Pancasila puncak dari kebudayaan kita sebetulnya," terang Juraidi.
Halaman 2 dari 2
(jbr/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads