Tentara pemanah mengabaikan pesan Rasulullah. Mereka meninggalkan posisi mereka untuk berebut harta rampasan.
"Kenapa kita masih tinggal di sini juga dengan tidak ada apa-apa. Tuhan telah menghancurkan musuh kita. Mereka, saudara-saudara kita itu, sudah merebut markas musuh. Ke sanalah juga kita, ikut mengambil rampasan itu," teriak salah satu pemanah kepada rekan-rekannya seperti dikutip dari Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW karya Muhammad Husain Haekal.
Teriakan itu dijawab oleh pasukan pemanah lainnya, "Bukankah Rasulullah sudah berpesan jangan meninggalkan tempat kita ini? Sekalipun kami diserang janganlah kami dibantu."
Pasukan pemanah pun berselisih hingga akhirnya datang Abdullah bin Jubair mengingatkan agar mereka tidak melanggar perintah Rasulullah. Tapi terlambat, sebagian besar pasukan sudah berlari berebut harta rampasan. Hanya tersisa sedikit saja di posisi mereka di Jabal Uhud.
Di saat itulah Khalid bin'l-Walid, - Panglima Kavaleri Quraisy yang saat terjadi Perang Uhud belum masuk Islam-, mengarahkan pasukannya memutar menuju ke bagian belakang tentara Islam. Kondisi pun berbalik. Pasukan Quraisy yang awalnya terpukul mundur, kini menyerang tentara Islam yang tengah terlena karena berebut harta rampasan.
Pasukan muslim terdesak. Pertahanan mereka dalam Perang Uhud hancur. Puluhan tentara Islam gugur menjadi syuhada ditebas pedang pasukan Quraisy. Di saat itulah Abdullah bin Qamiah mengklaim telah berhasil membunuh Muhammad SAW. Kabar yang membuat hati tentara Islam kian sedih dan lunglai tak bersemangat.