Jakarta - Hotel Nikko, Jakarta, sejak dua hari lalu dihiasi pemandangan menarik. Bocah-bocah SD yang berotak brilian tampak 'berkeliaran' di hotel ini. Mereka mengikuti Olimpiade Matematika dan Sains Internasional II. Ada 12 negara yang berpartisipasi dalam kompetisi ini. Olimpiade ini telah dimulai 15 November 2005 lalu. Acara yang digelar Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) ini akan ditutup pada 19 November 2005. Negara-negara yang berpartisipasi dalam kompetisi ini adalah Azerbaijan, Brunei Darussalam, India, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Srilanka, Taiwan, Thailand, Ukraina, dan Vietnam. "Sebenarnya, ada banyak negara yang kita undang. Namun, yang konfirmasi 12 negara," kata Elvira, ketua panita kompetisi yang bernama 'International Mathematic and Science Olympiad for Premary School' saat ditemui
detikcom di Hotel Nikko, Jl. Thamrin, Jakarta, Kamis (17/11/2005). Total, ada 160 peserta olimpiade. Wakil dari Indonesia sebanyak 20 orang, yang terdiri dari 10 anak ikut olimpiade matematika dan 10 lainnya mengikuti olimpiade sains. Mereka adalah para pemenang lomba matematika dan sains tingkat nasional yang telah digelar beberapa waktu lalu. 20 Delegasi Indonesia ini memiliki nama yang menarik. Mereka yang menjadi peserta Olimpiade Matematika adalah Stefanus, Tobi Muktiono, Ahmad Zaki, Okky Novendra, Jenifer Santoso, Ivan Wangsa, Jonathan Candra, Jeremiah Riker Gunawan, Awang Brilian Brantas, dan Erwin Sutiono. Sedangkan 20 peserta Olimpiade Sains dari Indonesia adalah Andika Tangguh P, Harun Reza Sugito, Resiana Ramdani, Fikri M Caesar, Dianisa Paramita Susantono, Abdullah Syafiq Edianto, Yuli Rahmawati, Teja Adi Nugraha, I wayan Rakananda Saputra, dan Gregorius Baskara Wikanendra. Bagaimana sih tingkah mereka? Namanya juga masih bocah. Tentu masih sangat cuek. Bahkan, sejumlah di antara mereka memiliki tingkah yang rada berbeda dengan anak-anak mayoritas. Wajah-wajah jenius memang tampak di wajah-wajah mereka. Lihat saja saat mereka mengerjakan soal. Ada yang mengerjakan dengan mimik serius, ada juga yang mengerjakan soal sambil bermalas-malasan. Kepalanya ditaruh di atas meja. Ada juga bocah yang bertopang dagu. Usai mengerjakan soal, mereka juga tampak bermain sesukanya. Sebagian di antara mereka juga sudah mengenakan kacamata minus. Maklum, mereka semua kutu buku. Mereka terlihat membaca buku di sela-sela rehat mengerjakan soal. Gaya bicara mereka sudah tampak seperti orang dewasa. Namun, banyak di antara mereka yang masih manja terhadap bapak-ibunya. Selain menyelesaikan soal-soal yang rumit, bocah-bocah berotak encer ini juga diajak panitia untuk melihat-lihat kota Jakarta dan sekitarnya. Antara lain, mereka diajak tour ke Monas, Taman Safari, dan wisata alam Cinangneng, Bogor. Mereka merasa senang. Elvira menyatakan, olimpiade ini digelar sebagai upaya untuk meningkatkan kreativitas anak-anak SD dalam bidang matematika dan sains. Selain itu, guru juga dirangsang untuk membuat soal-soal yang beragam. "Tujuan lainnya untuk mempererat persahabatan dengan negara lain," ungkap dia. Olimpiade ini akan ditutup 19 November mendatang. Para pemenang olimpiade akan mendapatkan medali dan piagam penghargaan. Kita doakan anak-anak Indonesia bisa mendulang medali emas!
(asy/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini