Studi terbaru yang dirilis Journal of The American College of Cardiology pada 15 November 2019 menunjukkan kebiasaan vaping pada pria dan wanita serta dampaknya untuk kardiovaskular.
Jurnal berjudul 'Cardiovascular Effects of Switching From Tobacco Cigarettes to Electronic Cigarettes' tersebut berusaha menentukan dampak vaskular awal peralihan dari rokok tembakau ke rokok elektrik (vape) pada perokok kronis yang sejauh ini belum banyak diketahui.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peserta kemudian diacak untuk beralih ke rokok elektrik dengan nikotin atau tanpa nikotin selama 1 bulan. Mereka yang tidak bisa berhenti rokok tembakau berada dalam kelompok preferensi paralel.
Analisis skor kecenderungan dilakukan untuk menyesuaikan perbedaan antara kelompok acak dan preferensi. Fungsi vaskular dinilai dengan metode meta-analysis of flow-mediated dilation (FMD) dan kecepatan gelombang pulsa. Sementara kesesuaian dengan rokok elektrik diukur dengan kadar karbon monoksida.
Hasilnya, dalam 1 bulan beralih dari rokok tembakau ke rokok elektronik, ada peningkatan yang signifikan dalam fungsi endotel partisipan. Perempuan mendapat manfaat yang lebih besar dari peralihan rokok tembakau ke rokok elektrik dibanding laki-laki dalam setiap perbandingan antarkelompok. Mereka yang melakukan peralihan menunjukkan peningkatan terbesar. Di sisi lain, tidak ada perbedaan dalam efek vaskular antara rokok elektrik dengan dan tanpa nikotin dalam kerangka waktu penelitian.
Jurnal tersebut menyimpulkan perokok, terutama wanita, menunjukkan peningkatan signifikan kesehatan vaskular dalam 1 bulan bagi yang beralih dari rokok tembakau ke rokok elektrik atau yang lebih dikenal dengan vape. Menurut jurnal tersebut, beralih dari rokok tembakau ke rokok elektrik dapat dianggap sebagai tindakan pengurangan dampak buruk untuk penyakit kardiovaskular.
Tonton juga Jangan Bawa Vape Kalau Berkunjung ke Negara Ini! :
(ads/ads)











































