"Ini sedang diteliti, ada satu di sini yang sedang masuk S3, saya ingin mendorong dia sebenarnya untuk membuat pemodelannya. Seperti yang saya bilang tadi, ini kan baru pertama PLTU kok bisa bagus buat karang," kata Ketua Yayasan Bumi Hijau Indah Dodik Prasetia saat peresmian Pusat Riset dan Rehabilitasi Terumbu Karang di PLTU Celukan Bawang, Gerokgak, Buleleng, Bali, Senin (25/11/2019).
Penelitian ini dilakukan Dodik dan tim sejak 2015 lalu untuk mendata biota laut di kawasan Celukan Bawang. Beberapa terumbu karang yang ditemukan di perairan laut depan PLTU Celukan Bawang usianya sekitar 4-5 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 2 Bule Duel di Seminyak Bali |
Setidaknya ada delapan spesies terumbu karang lainnya yang ditemukan di perairan Celukan Bawang. Selain terumbu karang, ada juga puluhan biota lain yang ditemukan di perairan tersebut.
"Ketika biota segala macam terasa nyaman, dia pasti akan balik kayak kuda laut ini. Ada beberapa jenis yang pada saat kita teliti, cuma kita belum temukan di buku identifikasi ini masuk kemana. Ikan itu beberapa juga kita dokumentasikan, kita cocokkan di buku, kan paling gampang begitu, ternyata masih ada yang belum ada," bebernya.
Foto: Puluhan Biota Baru Ditemukan di Perairan Bali Utara. (Aditya-detikcom) |
Lewat lembaga konservasi ini, pihaknya mendorong akademisi untuk melakukan penelitian mendalam soal temuan di perairan dekat PLTU Celukan Bawang. Menurutnya, diduga pembuangan panas yang dibuang malah menghangatkan suhu perairan tersebut dan mendukung tumbuhnya ekosistem terumbu karang.
"Itu (pembuangan panas) kan efek dari pendinginan, airnya pasti panas. Tapi bagusnya panas mereka itu (dibuang) di permukaan. Jadi mereka cepat menguap ke atas, tidak berpengaruh pada level air di bawahnya," bebernya.
"(Pembuangannya) Berpengaruh pasti, karena dia kan menyebabkan panas di atas, tapi yang penting dia kan konstan, terus ada, beda dengan global warming kalau itu kan tiba-tiba. Kayak el nino, el nina, tiba-tiba panas banget hari ini kemudian langsung dingin. Ini kan konstan, poinnya sih gitu. Tapi ini masih dikaji loh ya," sambung Dodik.
Tonton juga 2 Bule Duel di Seminyak Bali :
Hingga saat ini pihaknya masih terus mendata dan mengambil sampel apakah ada spesies-spesies baru lainnya yang ditemukan di Celukan Bawang. Dia juga masih melakukan pengecekan terhadap sampel-sampel yang dikumpulkan.
"Cuma ini kan agak panjang untuk memastikannya. Jadi kita ambil dulu spesiesnya, kita ambil genetiknya, misalnya ikan kita ambil siripnya saja, langsung kita ambil datanya kalau di bank data itu tidak ada sirip itu baru," bebernya.
Dari hasil studinya, hamparan terumbu karang ini dijumpai di jarak kurang lebih 300-500 meter dari garis pantai. Proses konservasi ini bakal bekerja sama dengan PT General Energi Bali (GEB) selaku operator PLTU Celukan Bawang.
"Ini sudah berjalan lima tahun, ke depannya apakah sampai sejauh mana titik jenuhnya. Kalau memang jelek, kita pasti akan memberikan rekomendasi ke mereka apa yang sebaiknya dilakukan, karena kalau ada kebocoran atau apa itu harus cepat kita tangani. Teknologi (pembuangan panas) PLTU di sini bagus," tuturnya.
Foto: Puluhan Biota Baru Ditemukan di Perairan Bali Utara. (Aditya-detikcom) |
Di lokasi yang sama, Direktur PT GEB Irnawati Sutanto berharap penelitian ini bisa bermanfaat bagi warga sekitar. Diharapkan warga setempat juga turut menjaga dan memelihara biota laut yang ada di Celukan Bawang.
"Kita kerja sama mungkin program studi untuk penelitian di sini, atau apa pelaksanaan di sananya jadi ada program khusus. Kita berharap mengundang warga di sini supaya bisa melek apa yang sudah kita kerjakan, dan kita ajak mereka bersama-sama dengan kita memelihara apa yang sudah ada di sini," tutur Irnawati.
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana pun mendukung dibangunnya pusat studi dan rehabilitasi di PLTU Celukan Bawang ini. Dia berharap industri seperti PLTU Celukan Bawang tetap mendukung upaya pelestarian lingkungan dan melibatkan peran serta masyarakat.
"Diharapkan PT GEB, tak cuma pusat rehabilitasi saja, tapi bisa membangun jauh di ujung sana rumpon-rumpon untuk nelayan tetep bisa mencari ikan. Jadi combine di sini tidak diganggu diberikan ruang di kejauhan untuk membangun rumpon mereka bisa memancing," ujar Agus usai peresmian.
Halaman 2 dari 2













































