"Karena di Jawa Barat yang intoleran tinggi sekali. Begitu banyak aktor lokal yang secara terus-menerus melakukan persekusi atas minoritas, misalnya GARIS (Gerakan Reformasi Islam)," kata Direktur Riset Setara Institute, Halili Hasan, dalam acara Pemajuan Toleransi di Daerah Input untuk Menag dan Mendagri, di Hotel Ibis Jakarta Tamarin, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (24/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Halali merinci, selama 5 tahun terakhir, yakni 2014-2019, total pelanggaran kebebasan beragama di Jawa Barat sebanyak 162 pelanggaran. Angka ini juga masih lebih tinggi dibandingkan DKI Jakarta, yang berjumlah 113 kasus dan Jawa Timur 98 pelanggaran.
"Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Timur adalah 3 daerah tertinggi dari kasus pelanggaran kebebasan beragama di Indonesia selama 12 tahun terakhir dan bila dipersempit ke 5 tahun belakangan," ujarnya.
Halali pun meminta pemerintah melakukan pendekatan ke daerah-daerah agar jumlah pelanggaran kebebasan beragama di Indonesia bisa berkurang. Dengan mendekatkan diri ke aktor lokal, katanya, pemerintah akan bisa menjaga kerukunan umat beragama.
"Jangan lupa di tingkat lokal, salah satu yang memengaruhi tingkat toleransi adalah aktor lokal. Semakin dinamis aktor toleran, maka semakin rendah pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan," pungkas Halali. (mae/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini