Jadi Pembicara di AS, Kapolda Bali Bicara Soal Penanganan Terorisme

Jadi Pembicara di AS, Kapolda Bali Bicara Soal Penanganan Terorisme

Aditya Mardiastuti - detikNews
Minggu, 24 Nov 2019 14:36 WIB
Foto: Kapolda Bali Irjen Petrus Golose jadi pembicara di AS (Dok ist)
Denpasar - Kapolda Bali, Irjen Petrus Reinhard Golose diundang University of Chicago menjadi pembicara dalam kegiatan workshop. Kapolda Bali pun menceritakan pengalamannya saat melumpuhkan para teroris di tanah air termasuk Dr Azahari dan jaringannya.

Director of University of Chicago Project on Security & Threats, Prof. Robert Pape secara khusus mengundang Kapolda Bali sebagai pembicara dalam kegiatan world colloquium and national workshop dengan tema "Uniting Against the Next Attack" di Chicago, Amerika Serikat dari tanggal 21-23 November 2019. Kegiatan yang diselenggarakan oleh United Nations Security Council Counter-Terrorism Committee Executive Directorate (UN-CTED) dan University of Chicago Project on Security & Threats (CPOST) dihadiri para pakar keamanan dan akademisi dunia, antara lain United Nations, Amerika Serikat, Inggris, Indonesia, Australia, Turki, Maroko, Perancis, Skotlandia dan Israel.

Bahkan para pelaku bisnis besar dunia seperti Motorola dan Amazon yang khusus mempelajari tentang perilaku teroris di dunia juga hadir dalam kegiatan tersebut. Petrus Reinhard Golose memaparkan tentang bagaimana tugas dan peran Polri dalam penanganan aksi terorisme di Indonesia. Dijelaskannya bahwa terrorisme telah menjadi isu utama dalam keamanan dunia internasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Polri sebagai garda terdepan dalam penanganan aksi terorisme dengan melakukan tindakan mulai dari soft approach hingga hard approach," kata Petrus dalam siaran pers yang diterima detikcom, Minggu (24/11/2019).

Jenderal bintang dua ini menyatakan penanganan tragedi bom Bali 1 dan 2, bom Thamrin tahun 2016, bom Surabaya tahun 2018 dan bom Medan tahun 2019 sudah dilakukan dengan cepat dan sesuai SOP (Standard Operasional Prosedur).

"Semua pelaku bom dan jaringannya ditangkap oleh personel Densus 88-AT," ujarnya.

Salah satu dampak dari aksi terorisme adalah terpuruknya perekonomian di Indonesia dan trauma berat bagi para korban yang terkena bom. Namun Indonesia dapat mengelola krisis pasca serangan teroris secara cepat dan terukur.

Pada kesempatan tersebut, Kapolda juga memaparkan tentang UU RI Nomor 5/2018 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Dia menjelaskan, UU ini sangat efektif dalam pelaksanaan preemptive strike untuk pencegahan serangan terorisme hingga antisipasi propaganda hoax terorisme yang disebarkan melalui media sosial.

Usai memberikan presentasi, Kapolda Bali mendapat sambutan meriah dari para peserta world colloquium and national workshop. Selanjutnya, orang nomor satu di Polda Bali ini didaulat untuk memberikan ceramah kepada mahasiswa dan peneliti dari University of Chicago pada Project on Security & Threats.

Tonton juga Disindir Selalu Telat Deteksi Dini Terorisme, BNPT Pamer Terobosan :

[Gambas:Video 20detik]

(ams/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads