Ajang ini diprakarsai oleh National Center for Sustainability Reporting (NCSR) bersamaan dengan kegiatan Konferensi Praktisi Keberlanjutan (SPC) di Nusa Dua, Bali (23/11).
Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT 2019) merupakan sebuah kegiatan penganugerahan penghargaan kepada lembaga yang telah berhasil mengkomunikasikan kinerja keberlanjutan kepada pemangku kepentingan melalui laporan berkelanjutan dengan baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mengubah Tabiat Pembangunan Kesehatan |
Penghargaan ini memperkuat capaian BPJS Ketenagakerjaan yang kini dipanggil BP Jamsostek tahun sebelumnya yang berhasil meraih penghargaan diajang Sustainability Reporting Award (SRA) 2017 sebagai Runner Up pada kategori Best Goverment Institution Sustainability Report. Kali ini BP Jamsostek dinobatkan sebagai peraih Gold Rank pada ajang yg sama.
Sebanyak 50 lembaga dari 5 negara turut memperebutkan penghargaan ASRRAT 2019. Kelima Negara tersebut adalah Malaysia, Singapura, Filipina, Bangladesh dan Indonesia. NCSR selaku penyelenggara menempatkan 50 _asessor_ spesialis laporan keberlanjutan untuk memberikan penilaian kepada seluruh partisipan.
Hasil penilaian bergantung pada sebuah metodologi yang mengukur seberapa besar sebuah laporan menerapkan Global Reporting Initiative (GRI) Standard Guidelines dalam laporannya. GRI sendiri merupakan organisasi yang menyediakan kerangka kerja untuk pelaporan keberlanjutan yang dapat diadopsi oleh semua jenis organisasi di semua negara.
Direktur Keuangan BPJS Ketenagakerjaan, Evi Afiatin, menuturkan bahwa pencapaian ini merupakan pengakuan institusi independen terhadap komitmen BPJS Ketenagakerjaan untuk mendukung tercapainya tujuan inisiatif SDGs.
Di antaranya seperti mengurangi kemiskinan, menjamin dan meningkatkan kesejahteraan penduduk, mendukung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, lapangan kerja yang penuh dan produktif, serta untuk terus berupaya meningkatkan penyajian laporan keuangan dan laporan berkelanjutan yang transparan serta memenuhi standar global.
"Penghargaan ini adalah hasil dari proses penyusunan yang panjang dan penuh tantangan. Saya memberikan apresiasi atas kerja keras tim yang terlibat dalam proses pembuatan "Integrated Report" ini yang merupakan gabungan dari financial report dan sustainability report. Dengan 'Integrated Report' kami berharap untuk dapat meningkatkan kultur 'integrated thinking' dan meninggalkan kultur silo di institusi kami, terus berupaya untuk menghasilkan nilai tambah tidak hanya terhadap nilai ekonomi, tetapi juga terhadap nilai sosial, lingkungan, 'governance', dan keberlanjutan," kata Evi dalam keterangan tertulis, Sabtu (24/11/2019).
Sementara itu, Ketua NCSR DR Ali Darwin mengungkapkan, paling tidak ada tiga sinyal yang dapat ditangkap dari laporan keberlanjutan, pertama kinerja triple bottom line (ekonomi, lingkungan, dan sosial) perusahaan.
"Kedua dampak lingkungan dan sosial dari aktivitas perusahaan dan ketiga pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs)," tuturnya. (ujm/ujm)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini