Bamsoet mengatakan memang ada kesepakatan antara dia dan Airlangga. Kesepakatan itu, menurut dia, dilakukan untuk menjaga kondusivitas politik.
"Penting juga kita sampaikan adalah untuk meluruskan hal-hal di mana saya selalu disudutkan seolah-olah saya tidak berkomit atau saya tidak memiliki komitmen atau tidak menunjukkan komitmennya terhadap saudara Airlangga. Perlu saya jelaskan di sini komitmen kami berdua dengan Pak Airlangga adalah komitmen semacam gentlemen agreement," kata Bamsoet di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (22/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bamsoet Akan Maju Jadi Caketum Golkar |
"Komitmen secara kesatria bahwa kita berdua dihadapkan pada situasi dan kondisi yang harus mau tidak mau bahwa Partai Golkar, menjelang pelantikan presiden harus kondusif. Dan saya menyatakan diri untuk cooling down karena kita menghadapi demonstrasi mahasiswa yang luar biasa ketika itu," sambungnya.
Namun, kata Bamsoet, dalam kesepakatan itu ada syarat-syarat yang harus dipenuhi Airlangga. Syarat-syarat tersebut salah satunya Airlangga harus 'merangkul' kembali para pendukung Bamsoet.
"Makanya kami bersepakat dengan saudara Airlangga sebagai ketua umum dan disaksikan oleh saudara Agus Gumiwang dan Adies Kadier bahwa saya bersedia untuk dicalonkan menjadi Ketua MPR oleh Partai Golkar dengan suatu kondisi bahwa seluruh pendukung-pendukung saya harus ada juga upaya-upaya rekonsiliasi kedua belah pihak," tuturnya.
"Dan ada komitmen bahwa para pendukung saya dipulihkan kembali posisinya ke semula dan dirangkul dalam penyusunan AKD (alat kelengkapan dewan) dan kepengurusan Partai Golkar," imbuhnya.
Sayangnya, kata Bamsoet, rekonsiliasi tak kunjung terjadi, malahan Airlangga justru menggusur para pendukungnya. Bahkan, menurut Ketua MPR itu, ada tenaga ahli Fraksi Golkar juga ikut terkena imbas karena terindikasi mendukungnya.
"Namun dalam perjalanannya bukan rekonsiliasi yang ditunjukkan dengan merangkul dan memulihkan posisi-posisi para pendukung saya. Tapi kemudian, bahkan digusur habis. Jangankan bicara soal pimpinan komisi yang diturunkan gara-gara mendukung saya kemudian dikembalikan. Jangankan juga posisi pendukung saya yang sudah di komisi tertentu lalu kemudian digeser ke komisi yang sebetulnya bukan bidangnya atau tidak diminati oleh yang bersangkutan," paparnya.
"Dan yang paling membuat hati saya miris adalah tenaga ahli fraksi yang sebetulnya tidak tahu-menahu, tidak punya dosa apa-apa karena mendukung saya, mereka kemudian diberhentikan dan diganti dengan yang lain," imbuh Bamsoet.
Diberitakan sebelumnya, kesepakatan tersebut juga sempat disinggung Airlangga. Airlangga menyinggung soal kesepakatan itu dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas) Golkar.
"Ketua MPR Pak Bambang Soesatyo yang saya hormati, yang saya dan Pak Bambang ini ada kesepakatan, yang tahu saya dan Pak Bambang, dan Allah, itu menurut Pak Bambang," kata Airlangga dalam sambutannya yang disambut tepuk tangan para kader Golkar di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta Selatan, Kamis (14/11).
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini