Pemblokiran dilakukan sejak Kamis (21/11/2019) malam. Warga mengaku sudah bosan dengan bau yang mengakibatkan kepala pusing dan perut mual. Kondisi itu hampir saban hari dirasakan warga.
"Tiap hari bau, ibu di samping pabrik rumahnya. Iya dari semalem (diblokir), tapi kalau bau tiap hari, kalau nggak parah mah nggak mungkin masyarakat cerewet," kata salah seorang warga Aspariyah, Jumat (22/11).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Ibu semalem langsung nutup warung karena bau, mau muntah-muntah semalem tuh, langsung minum air putih banyak," ujarnya.
Mediasi sudah dilakukan beberapa kali antara warga dan pihak perusahaan. Namun permasalahan bau menyengat selalu muncul.
Pengakuan warga, ada seorang anak yang sampai alergi bau. Anak tersebut selalu muntah saat mencium bau tak sedap.
"Pas puasa yang dulu, pas ada yang ngimamin di masjid mundur mau pingsan. Sampe cucu saya sampai alergi bau, dia nggak kuat nyium bau begitu," kata warga lain, Teti.
Warga menuntut agar diadakan bedol desa lantaran sudah bosan dengan peristiwa serupa. Para warga memilih untuk dibebaskan daripada terus-menerus mencium bau menyengat.
"Bebasin tanah, biar pindah cari yang aman biar nggak deket pabrik," kata dia.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini