"Tentu sebagai bawahan saya harus laporkan situasi Bakamla seperti apa, tugas-tugasnya, apa yang sedang dikerjakan, apa rencana ke depan dan sebagainya. Kita bicara secara keseluruhan apa sih tantangan kita itu, bukan tantangan Bakamla, tapi tantangan bagi negara kita itu apa," kata Taufiq kepada wartawan di kantor Menko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (20/11/2019).
Taufiq juga menjelaskan soal keamanan di empat titik selat Indonesia. Selain itu, menurutnya, ada pembicaraan terkait hukum laut, aktivitas ilegal di lautan Indonesia, hingga permasalahan perbatasan maritim antara negara yang belum selesai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Taufiq sempat menjelaskan soal bibit terorisme lewat maritim yang sudah mulai terlihat di Indonesia. Dia mengatakan bibit tersebut hanya bisa dihentikan dengan kerja sama antar-stakeholder dan antarnegara.
"Sebetulnya kita belum hadapi itu, tapi bibit ke arah sana sudah. Karena itu, antisipasi itu saya bangun kerja sama, saya bangun kerja sama dengan semua stakeholder di dalam. Kita juga tahu di laut kita punya ancaman yang sama. Kita punya isu yang sama dan kita nggak bisa hadapi sendiri," ungkapnya.
Taufiq juga sempat berbicara pola-pola terorisme maritim yang sudah mulai di Indonesia. Salah satunya penyelundupan senjata via jalur laut.
"Kalau sementara yang ada di dunia ya bagaimana dia selundupkan senjata terkait kebutuhan-kebutuhan, laut-laut kita yang sempit ini kemungkinan penyelundupan senjata juga luar biasa, maka tentunya saya ga bisa kerja sendiri," ujarnya.
Pertemuan dengan Mahfud Md ini dilaksanakan secara tertutup pada pukul 13.00 WIB. Koordinasi di kantor Menko Polhukam ini berlangsung hingga pukul 13.40 WIB.
Simak juga video Polri Tangkap 74 Terduga Teroris, Komisi III: Deradikalisasi Belum Maksimal:
(maa/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini