Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Indratmoko mengatakan dugaan ini didasarkan hasil pemeriksaan tim forensik Biddokkes. Ada beberapa bekas aksi kekerasan, seperti luka lebam di rahang kanan, tulang hidung patah, dan kaki korban yang lecet.
"Dugaan awal korban dibunuh, indikasinya kuat. Ada banyak tanda-tanda kekerasan di tubuh korban," kata Indratmoko kepada wartawan, Selasa (19/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, dari hasil pemerikaan tim forensik, di organ vital korban ditemukan cairan sperma. Selain itu, tim forensik juga menemukan cairan lendir di hidung korban, yang mengindikasikan korban masih hidup sebelum dibuang ke sungai dalam keadaan terbungkus kain seprai.
"Hasil pemeriksaan forensik, korban masih hidup sebelum dibuang ke sungai, diduga korban meninggal dunia sekitar 7 jam sebelum jasadnya ditemukan di tepi sungai," ungkap Indratmoko.
Polisi masih mencari tahu identitas korban. Polisi sudah melakukan pengecekan sidik jari korban. Namun hasilnya tidak memiliki kesamaan dalam database kependudukan.
"Kita perkirakan korban belum melakukan perekaman KTP elektronik, karena kita periksa sidik jari tidak ada di database kependudukan," pungkas mantan Kasubdit IV Sumdaling Ditreskrimsus Polda Sulsel ini.
Saat ini tim Forensik Biddokkes Polda Sulsel melakukan autopsi jasad korban di kntor Biddokkes Polda Sulsel. (mna/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini