"Situs Karawar berupa ceruk yang di dalamnya terdapat lima tengkorak dan tulang-tulang manusia," kata Peneliti Senior dari Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto, Jayapura, dilansir Antara, Senin (18/11/2019).
Penelitian situs ini dilakukan Balai Arkeologi Papua dengan Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) di Teluk Wondama, Papua Barat. Hari menjelaskan di Teluk Wondama dikenal dua jenis penguburan pada masa prasejarah, yaitu penguburan primer dan penguburan sekunder.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari melanjutkan setelah jasad tinggal tulang belulang, maka tahap penguburan dilanjutkan dengan penguburan sekunder.
"Tulang dan tengkorak dikumpulkan, selanjutnya disimpan di lubang tebing atau ceruk disertai dengan bekal kubur gerabah," terang dia.
Hari menerangkan tradisi penguburan prasejarah ini berakhir setelah masuknya agama Kristen di daerah tersebut pada 1884. Cara penguburan itupun mulai ditinggalkan.
"Pada tahun itu, agama Kristen yang diajarkan oleh pendeta Gottlieb Lodewyk Bink dari Belanda mulai masuk dan hal itupun mulai ditinggalkan," ucap Hari.
Sementara itu, Asisten II Setda Teluk Wondama, Hermin Sesa Rinding, mengatakan bahwa Situs Karawar dengan peninggalan tengkorak dan tulang-tulang manusia dapat dijadikan sebagai destinasi wisata ke depannya. Destinasi wisata yang dimaksud Hermin seperti di Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel).
"Untuk itu Dinas Pariwisata Teluk Wondama perlu mengembangkan dan memanfaatkan situs ini dengan memperhatikan pelestarian situs," ujar Hermin.
Halaman 3 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini