"Ini (busur) sangat-sangat populer dari dulu hingga kini. Masih ada saja barang tersebut dan itu sangat membahayakan. Sudah ada yang meninggal kemarin 1 orang. Kita berharap ke depan busur-busur ini tidak lagi ada di kita ini khususnya Kota Makassar," ujar Guntur dalam sambutannya di acara rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di kantor Gubernur Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Senin (18/11/2019).
Guntur menyebut penggunaan busur masih menjadi budaya yang tidak bagus, khususnya saat digunakan ketika perkelahian antar kelompok. Menurutnya busur merupakan senjata yang mudah dibuat meskipun tidak yamg menjualnya secara khusus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mari kita sama-sama semuanya untuk menenangkan, meniadakan alat ini untuk dijadikan suatu (senjata) pertengkaran dari kelompok anak-anak kita," paparnya.
Busur juga digunakan dalam penyerangan asrama mahasiswa di Makassar pada Minggu (17/11) dini hari lalu. Diketahui saat itu asrama milik mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Jl Kijang, Makassar diserang orang tak dikenal. Korban mahasiswa tertusuk anak panah busur hingga kini masih menjalani perawatan.
"Mereka (penyerang) menggunanakan busur, mereka menggunakan bom molotov, tapi yang mengenai korban pada saat itu adalah yang menggunakan busur karena memang jaraknya jauh," paparnya.
Simak juga video Ratusan Driver Ojol Demo di Makassar, Serukan 'Ojol Bukan Teroris':
(nvl/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini