"Iya nanti akan ditarik, diganti dengan yang baru," kata Dirjen Pendidikan Islam Kemenag Komaruddin Amin di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (18/11/2019).
"Sekarang sedang dilakukan finalisasi penulisan buku. Desember ini selesai insyaallah. Dipakai Juni 2020 tahun ajaran baru," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan dalam buku baru nanti tak akan ada lagi materi yang berpotensi disalahpahami. Komaruddin menyinggung masalah stabilitas politik hingga khilafah.
"Tidak ada lagi yang istilahnya materi yang berpotensi disalahpahami, disalahtafsirkan. Apa lagi berpotensi menimbulkan masalah-masalah instabilitas politik, seperti khilafah misalnya harus dipahami bahwa ya khilafah itu tidak relevan, tidak kontekstual sama sekali tidak cocok di Indonesia," jelasnya.
Komaruddin mengatakan Kemenag ingin siswa mengutamakan nasionalisme. Menurutnya, pelajaran agama ditujukan untuk mewujudkan akhlak yang baik.
"Di samping itu harus diajarkan kepada anak-anak kita bahwa beragama itu buahnya adalah akhlak, buahnya itu mencintai diri sendiri, mencintai agama kita. Menghargai orang lain, dan tidak kalah pentingnya tentang nasionalisme juga diajarkan bahwa mencintai negara, bangsa kita itu bagian dari iman," tuturnya.
Dirjen Pendidikan Islam: Deradikalisasi Harus Struktur, Sistematis dan Masif:
(fdu/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini