"PAIR akan memberi keberuntungan bagi Sulsel karena ke depan tidak ada lagi kebijakan pemerintah tanpa dilandasi riset," ujar Nurdin dalam keterangannya, Senin, (18/11/2019).
Program PAIR melibatkan 500 peneliti dari 11 perguruan tinggi, tujuh berasal dari Indonesia termasuk Universitas Hasanuddin (Unhas) dan empat perguruan tinggi di Australia. Kerja sama riset ini utamanya dalam bidang energi, air, infrastruktur dan perkembangan teknologi informasi.
"Kita patut mengapresiasi untuk melakukan kegiatan PAIR ini. Kita mulai dari sekarang, memulai kolaborasi dengan semua pihak," ujar mantan Bupati Bantaeng dua periode itu.
Lebih lanjut, Nurdin mengimbau kepada seluruh kepala daerah kabupaten kota se-Sulsel agar ke depannya membuat program kebijakan berbasis riset.
"Jadi kita berharap dengan program kolaborasi ini bisa membangun kolaborasi yang baik, kita punya ahli dalam penggemukkan sapi, Australia ahli mengenai bibit dan kalau Indonesia dan Australia melakukan kolaborasi dunia pun bisa ditangani," jelasnya.
Sementara, Duta Besar Australia Untuk Indonesia, H. E Gary Quinlan AO mengaku, senang bisa bekerja sama dengan Pemprov Sulsel dalam bidang energi, air dan perkembangan teknologi informasi ini.
"Pemerintah Australia senang sekali bisa mendukung program ini penting memberikan data informasi dengan baik sehingga bisa melandasi kebijakan yang kemudian direalisasikan dalam bentuk program," kata Gary.
Oleh karena itu, Pemerintah Australia akan fokus di Makassar dan sekitarnya terlebih dahulu karena memiliki ekosistem yang serupa dengan di Australia.
"Kita melibatkan Universitas, lembaga penelitian, masyarakat, dan lebih penting lagi bagi pemerintah Australia lebih fokus di Makassar karena memiliki ekosistem yang sama," pungkasnya.
Simak juga video Indonesia Komitmen Perkuat Kemitraan Strategis Bersama Australia:
[Gambas:Video 20detik] (mul/ega)