Dalam acara yang digelar Kamis (14/11/2019) itu, Hendi mengungkap bahwa di Indonesia terdapat 95 persen pelaku usaha dari bawah, sedangkan 5% sisanya menjalankan bisnis yang sudah ada.
"Saya memulai usaha juga dari UMKM, membangun usaha kecil, merangkak, kemudian membangun kepercayaan pelanggan, dipercaya banyak orang. Akhirnya memiliki modal untuk menjalankan usaha besar," ucap Hendi, dalam keterangan tertulis, Jumat (15/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendi bercerita dirinya sudah mulai terjun ke dunia usaha sejak 1999. Ia pun menceritakan keluh kesahnya sebagai pengusaha yang minim modal, terkena krisis moneter, serta sulitnya peluang usaha pada kala itu. Namun, dengan keyakinannya Hendi yakin pasti ada jalan dengan syarat tidak mudah putus asa.
Ia pun memiliki prinsip seorang pengusaha tidak boleh pantang menyerah. Dengan modal Rp 5 juta dirinya sudah bisa menjual lem, paku, ampelas, dan single face yang kemudian hasilnya bisa membawanya ke arah usaha yang lebih besar.
Menurutnya banyak jalan untuk menjadi pengusaha besar selama menjalankan pola marketing yang baik, mengerti momentum, serta kreatif dan inovatif. Apalagi dengan adanya kemajuan teknologi saat ini pemasaran tidak harus terjadi dengan tatap muka. Semua aktivitas marketing bisa mudah dengan adanya kemajuan teknologi informasi.
Dalam kesempatan tersebut, Pemkot Semarang melakukan kerja sama dengan Gojek dalam rangka peningkatan ekonomi perempuan di kota Semarang. Melalui kerja sama ini, 500 kader perempuan penggerak PKK Semarang otomatis menjadi mitra Gojek. Harapannya ke depan akan semakin mudah akses usaha untuk kaum perempuan.
Simak juga video "Berkah Listrik di Ujung Indonesia, UMKM Jadi Lebih Hidup" :
(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini