Ia menilai beberapa aspek kebudayaan daerah cenderung termarjinalkan oleh masuknya budaya asing yang dianggap lebih modern melalui arus globalisasi.
"Di dalam Ulos pula saya memahami semangat memberikan kasih sayang, semangat menjaga penghormatan terhadap leluhur menjadi hal yang dipegang teguh oleh generasi-generasi suku Batak di mana pun berada. Saya berharap nilai-nilai luhur serta jati diri bangsa Indonesia yang seperti itu dapat senantiasa bersemai, hingga kemudian mampu menginspirasi warga Indonesia lainnya," ucap Bamsoet, dalam keterangannya, Selasa, (12/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Bamsoet juga mengatakan menjaga ketahanan budaya dan memajukan kebudayaan adalah kewajiban setiap anak bangsa. Jangan sampai terjadi marjinalisasi budaya yang disebabkan rendahnya tingkat kepekaan masyarakat sebagai pemilik budaya.
Ia pun menilai globalisasi tidak selalu dipandang sebagai ancaman, tetapi harus dimanfaatkan sebagaimana peluang untuk budaya Indonesia memberikan kontribusi terhadap perkembangan peradaban dunia.
"Untuk memastikan kehadiran negara yang telah diterbitkan dalam UU Nomor 5 tahun 2017, tentang pemajuan kebudayaan yang dimaknai sebagai serangkaian upaya yang bertujuan meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia, di tengah peradaban dunia. Pemajuan kebudayaan dilakukan dengan melakukan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan objek pemajuan kebudayaan, serta melakukan pembinaan terhadap sumber daya manusia kebudayaan," tambah Bamsoet.
"Karena itu, saya berharap Batak Center sebagai salah satu wadah persaudaraan warga Sumatera Utara dan seluruh masyarakat Batak di mana pun berada, untuk senantiasa terus bersatu dan berinovasi dalam melestarikan Ulos kebanggaan bangsa ini. Agar tidak lapuk tergerus oleh derasnya globalisasi dan perkembangan zaman," tutupnya.
Simak juga video "Soal Bamsoet Maju Ketum Golkar, Airlangga: Sudah Ada Komitmen" :
(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini