MUI Jatim Imbau Tak Salam 5 Agama, Komnas HAM: Pejabat Tunduk ke Hukum RI

MUI Jatim Imbau Tak Salam 5 Agama, Komnas HAM: Pejabat Tunduk ke Hukum RI

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Senin, 11 Nov 2019 17:44 WIB
Foto: Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam. (Lisye-detikcom)
Jakarta - MUI Jawa Timur (Jatim) membuat surat imbauan kepada pejabat publik agar tidak menggunakan salam lima agama saat menyampaikan pidato resmi. Komnas HAM menilai ucapan salam tersebut adalah sebuah kebiasaan.

"Wong kita terbiasa kok, pejabat publik ya ngomongnya, kan ini pejabat publik kebetulan warganya ada yang Muslim, ada yang tidak Muslim, ada yang macam-macam mereka semua," ujar Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam di Ashley Hotel, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Senin (11/11/2019).
Anam mengatakan imbauan MUI Jatim tersebut hanya akan berlaku di daerahnya. Dia menilai pejabat publik harusnya tunduk kepada aturan hukum yang ada.

"Fatwanya MUI hanya berlaku bagi MUI di mana dia mengatakannya, bahkan tidak berlaku bagi MUI yang lain. Dan itu tidak boleh digunakan oleh publik dan tidak boleh digunakan oleh pejabat publik. Pejabat publik tunduk pada aturan hukum yang ada di Indonesia," kata dia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anam enggan menggomentari soal toleransi dalam imbauan MUI Jatim tersebut. Dia menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat untuk menilai.

"Kalau pertanyaannya apakah itu mencerminkan bangunan yang mendorong sikap toleran atau tidak masyarakat yang bisa jawab," ujarnya.

MUI Jatim sebelumnya mengimbau para pejabat tak memakai salam pembuka semua agama saat sambutan resmi. Imbauan ini terlampir dalam surat bernomor 110/MUI/JTM/2019 yang diteken Ketua MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori.

Dalam surat tersebut terdapat poin yang menyeru para pejabat menggunakan salam sesuai ajaran agama masing-masing. Jika pejabat itu Islam, diimbau cukup menggunakan kalimat 'Assalamualaikum Wr Wb'.
Saat dimintai konfirmasi, KH Abdusshomad membenarkan surat imbauan ini. Hal ini, kata dia, merupakan salah satu hasil dari Rakernas MUI di Nusa Tenggara Barat beberapa waktu lalu.

"Jadi begini, kami menandatangani atau membuat seruan itu karena doa itu adalah ibadah, misalnya saya terangkan salam, 'Assalamualaikum' itu doa, salam itu termasuk doa dan doa itu ibadah," kata Kiai Somad kepada detikcom di Surabaya, Minggu (10/11).

Halaman 2 dari 2
(lir/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads