Dalam wawancara khusus dengan detikcom di Polda Metro Jaya, Kamis (7/11/2019), Heru menyebutkan dirinya mulai belajar mewarnai foto-foto jadul itu pada 2016. Ia mulai menekuni hobinya di sela-sela kesibukannya sebagai anggota polisi.
"Awalnya saya lihat di FaceBook, di salah satu grup namanya 'Indonesian History in Colorise Foto'. Saya lihat kok ini foto-foto zaman dulu kok bisa berwarna ya," kata Heru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di situ saya mulai penasaran, saya mulai lihat-lihat grup itu isi postinganya. Habis dari itu saya mulai tertarik untuk belajar dengan cara saya browsing tekniknya seprti apa," sambungnya.
Heru kerap berinteraksi dengan rekan-rekannya yang sama-sama suka mewarnai foto. Foto pertama yang dia warnai yakni foto hitam putih dirinya.
Awalnya, Heru menggunakan satu aplikasi yakni Photoshop. Dia bisa menghabiskan waktu sekitar 3 hingga 4 jam untuk mewarnai 1 foto saat itu.
Semakin detail foto itu, dia menyebut tingkat kesulitan mewarnai semakin tinggi. Dia juga kerap meminta tanggapan teman-temannya untuk menentukan warna yang pas saat mewarnai foto hitam putih.
Untuk memulas kembali foto-foto bersejarah, Heru tidak asal menentukan warna. Dia menyebut memiliki teman yang mengerti soal pemilihan warna yang pas di foto hitam putih.
![]() |
Selain itu, dia juga mengungkapkan asal muasal foto jadul hitam putih yang dia dapat. Mayoritas foto-foto itu berasal dari website-website di luar negeri meskipun ada pula foto yang diambil dari media sosial.
"Foto ini saya dapatkan terkadang dari teman atau kita ambil dari FB, Twitter ada juga yang saya searching sendiri. Banyakan dari website orang-orang Belanda cuma terkadang kan kendala bahasa ya kalau kita visit dari web Belanda ya," kata Heru.
Saat ini, dia mengaku sudah tidak terlalu aktif mengedit foto seperti awal-awal dia mengedit foto. Heru lebih fokus meniti karirnya di kepolisian.
"Kalau sekarang saya kurangi karena kesibukan di kantor. Sekarang kan kalau pulang ke rumah langsung coloring kita nggak pernah ketemu tetangga, makannya kita agak kurangi," pungkas Heru.
Seiring berjalan waktu, Heru pun semakin piawai memulas foto-foto jadul. Tak jarang, dia pun ditawari pekerjaan sampingan untuk mewarnai foto jadul.
"Kalau dulu sih sering ada beberapa orang yang minta di restorasi fotonya, minta diwarnai gitu," kata Heru.
Anggota Subdit Kamsel Direktorat Lantas Polda Metro Jaya itu mengatakan dirinya sering dimintai beberapa orang untuk mewarnai foto-foto lawas, tentunya dengan imbalan yang setimpal. Dia mengatakan semakin sulit tingkat pewarnaannya semakin mahal biaya yang dibayar orang itu.
"Ya gitu lah. Semakin banyak objek, banyak yang diwarnai ya lumayan lah harganya," jelas Heru.
Heru enggan menjelaskan berapa harga jasanya. Dia hanya menyebut dirinya tidak menekuni profesi sebagai pewarna foto.
"Kalau sekarang memang saya kurang, nggak terlalu ini karena kesibukan di kantor. Kalau saya terima itu saya nggak sanggup karena untuk konten untuk netizen umum nggak kepegang apalagi untuk pribadi," ungkap Heru.
Heru mengatakan saat ini dia hanya menerima 2 foto untuk diedit dan dibayar dalam satu Minggu. Itu pun masih tergantung moodnya.
"Paling saya terimanya kalau nggak 1 foto atau 2 lah. Saya kasih jangka waktu seminggu padahal 1 jam atau 2 jam jadi," kata Heru.
Foto-foto yang kerap 'dikomersilkan' yakni foto keluarga yang berwarna hitam putih. Doa menyebut rata-rata masyarakat menyuruhnya untuk mewarnai foto keluarga mereka.
"Foto biasanya foto kakek, neneknya yang masih hitam putih minta di editin. Ya alhamdulillah mereka puas dengan hasil coloring foto saya," pungkas Heru.
Hasil karya mewarnai foto jadul Aipda Heru ini diposting di Instagram @tukangpulas_asli dan juga Twitter @tukangpulas. Hingga saat ini Heru memiliki puluhan ribu followers.
Halaman 2 dari 2