Jakarta -
Partai Demokrat menyerang
Partai Gelora. Serangan itu dilontarkan pasca-hengkangnya Ketua Majelis Pertimbangan Daerah (MPD) Demokrat Jawa Barat
Deddy Mizwar (Demiz), yang memilih bergabung dengan Partai Gelora.
Adalah Wasekjen Partai Demokrat
Andi Arief yang melontarkan serangan dengan melempar sindiran. Andi menyebut Partai Gelora 'Gelanggang Orang Rapuh'. Sebab, partai itu menampung kader Demokrat biasanya berakhir buruk karena kader itu bermasalah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Partai yang menggoda dan menampung kader Demokrat biasanya berakhir buruk. Biasanya yang lari dari Demokrat itu bermasalah. Contohnya, Hanura yang merekrut Gede Pasek dkk. Mudah-mudahan Partai Gelora lebih beruntung," kata Andi Arief kepada wartawan, Kamis (7/11/2019).
"Kalau menggoda dan mengumpulkan milik orang lain artinya memang itu Gelanggang Orang Rapuh (Gelora)," imbuh dia.
Andi lalu menyindir dengan menyebut partai besutan Anis Matta dan Fahri Hamzah itu hanya berisi orang rapuh. Dia pun menegaskan tidak memerangi Partai Gelora, melainkan menyoal metode pembajakan kader. Menurut Andi, Partai Gelora tidak menunjukkan arah baru dengan merekrut Deddy Mizwar.
"Saya tidak memerangi Partai Gelora, cuma mau menantang cara berpikir merekrut dan membajak kader. Mana mungkin ada arah baru dengan orang lama yang tanpa loyalitas seperti Deddy Mizwar. Agar, Gelora tidak jatuh di garis start," kata Andi Arief.
Serangan itu pun ditanggapi santai oleh salah satu penggagas Partai Gelora,
Mahfudz Siddiq. Mahfuz menilai wajar ada reaksi pro dan kontra terhadap kelahiran partainya.
"He-he-he... nggak apa-apa ada reaksi begitu. Ke depan, ketika Gelora resmi jadi partai juga pasti akan ada reaksi pro-kontra," kata Mahfudz kepada wartawan, Kamis (7/11/2019).
Mahfudz menjelaskan partainya dimaksudkan untuk menjadi partai yang terbuka terhadap siapa pun yang sejalan dengan gagasannya. Dia mengatakan tak mungkin pihaknya kemudian menutup pintu kepada orang-orang yang ingin bergabung, termasuk kepada Demiz.
"Gelora Indonesia dimaksudkan nantinya sebagai partai terbuka dan kolaboratif dengan siapa pun yg sejalan idenya. Kalau kami menutup pintu untuk orang lain berkolaborasi atau bahkan bergabung kan jadi aneh," ujarnya.
Karena itu, eks politikus PKS itu berharap Andi Arief tak terlalu keras kepada partainya, mengingat Gelora merupakan partai baru.
"Jadi untuk sobat saya, Andi Arief
keep cool and calm aja. Gelora ini masih calon bayi. Kasih senyumlah kepada bayi yang baru mau lahir," kata Mahfuz.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini