Keluarga Minta Jenazah Misno Dimakamkan di Cilacap
Sabtu, 12 Nov 2005 22:17 WIB
Bandung - Keluarga Misno, pelaku bom Bali II di Resto cafe Menega, menginginkan jenazah si bungsu dimakamkan di tanah kelahirannya, Cilacap, Jawa Tengah. "Saya ingin pulang ke Cilacap bareng dengan jenazah anak saya," ungkap Ayah kandung Misno, Mad Sukarto dalam jumpa pers di Hotel Endah Parahyangan, Ruang Pungkur, Jalan Cibereum, Sabtu (12/11/2005) di Bandung.Menurut Mad Sukarto, Misno termasuk anak yang pendiam dan tidak suka banyak cerita. Keinginan terbesar anak bungsu dari 7 bersaudara ini, hanyalah memiliki seorang istri. Misno yang menjadi pelaku bom bunuh diri pada 1 oktober lalu, merupakan bujang kelahiran Cilacap tahun 1982. Misno tidak punya pekerjaan tetap. Biasa bekerja sebagai kuli bangunan di Jakarta. Terakhir kali, lulusan madrasah ibtidaiyah Cilacap tahun 1988 ini, berprofesi sebagai tukang bubur ayam di Majalengka, Jawa Barat. "Dia anak yang biasa-biasa saja. Ketemu terakhir tanggal 14 Agustus 2005. Dia bilang pada saya mau pergi ke Batam. Ketemu dengan Misno di Majalengka. Saya tanya mau ke mana, sama siapa dan kerja apa? Dia hanya bilang mau kerja di hotel baru di Batam. Temannya orang Jakarta," cerita Mad Sukarto tampak sedih.Misno pernah menjanjikan akan mengirimkan surat kepada Mad Sukarto bila tiba ke Batam, setelah mendapatkan pekerjaan tetap. Dia juga akan mengirimkan surat setelah tinggal selama 1 bulan di Batam. "Pertemuan itu hanya berlangsung singkat, sekitar setengah jam. Pada keesokan harinya, Misno langsung pergi dari rumah di Majalengka itu dan membawa uang sebesar Rp 1,5 juta pemberian dari kakaknya," papar Mad Sukarto.Tapi, hingga kini Surat tersebut belum juga datang ke tangan Mad Sukarto. Sang Ayah mengaku pertama kali mendengar kabar bahwa anaknya menjadi pelaku bom bali, setelah diinformasikan saudaranya yang berada di Bandung. Ia juga tidak mengetahui bahwa pelaku bom bali tersebut dilakukan oleh anak bungsunya."Ketika tanggal 8 November itu kumpul di rumahnya tertua, Pariah. Dia cerita pada saya. Foto pelaku bom bali itu sangat mirip dengan Misno itu," jelasnya. Saat itu juga, dia langsung merasa syok. Ibu Misno langsung menangis dan pingsan.Misno sempat tinggal di Jakarta. Menurut pengakuan kakak kandungnya, Parisno, dia bekerja serabutan di Jakarta. Dia bekerja di Jakarta pada tahun 1996 dan langsung bekerja sebagai kuli bangunan selama 4 tahun. Kemudian, ia beralih profesi bekerja di bengkel di Jakarta Barat tahun 2001. Selama 3 bulan, Misno sempat berjualan souvenir selama 3 bulan di Jakarta pada tahun 2002."Kalau di rumah bekerja bantu ayah, ya ikut mencangkul. Dia punya kemiripian pada alis dan hidung di foto yang di sebar polisi itu. Saya masih tidak percaya anak saya berbuat seperti itu. Dia tidak pernah ikut organisasi, atau pernah menganut aliran teroris begitu. Belum yakin kalau belum lihat jenazahnya saja. Tes hasil DNA juga belum disampaikan secara langsung tapi secara pernyataan dari Mabes Polri sudah ada dan dianggap resmi," tutur Mad Sukarto panjang lebar.
(ism/)