Rambut, Tulang dan Jaringan Otot Azahari Dijadikan Sampel DNA
Sabtu, 12 Nov 2005 16:23 WIB
Jakarta - Tim forensik Mabes Polri akhirnya selesai mengambil sampel DNA dari tubuh Dr Azahari. Tim tinggal menunggu DNA pembandingnya dari keluarga teroris kakap itu di Malaysia.Sampel DNA yang diambil adalah rambut, jaringan otot, tulang, dan usapan darah. Tim juga sudah mencetak susunan gigi otak pengeboman di sejumlah tempat di Indonesia itu.Saat ini tim yang beranggotakan tujuh orang itu sedang menunggu instruksi dari Kabareskrim Mabes Polri, apakah untuk mengambil sampel DNA pembanding, keluarga Azahari akan didatangkan ke Indonesia, atau tim dari Indonesia yang ke Malaysia."Dan, sampai saat ini belum ada instruksi," ungkap Kepala Rumah Sakit Kepolisian Pusat RS Sukanto Brigjen Aidy Rawas kepada wartawan di Gedung Patologi Forensik RS Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu (12/11/2005).Sampel DNA Azahari sengaja diambil agar saat ada instruksi pengambilan sampel DNA keluarganya, pihak kepolisian sudah menyiapkannya. "Jadi kita tidak bingung lagi," tandasnya.Jika sudah ada perintah mengambil sampel DNA keluarga Azahari, lanjutnya, tim forensik akan segera meneliti sampel tersebut di laboratorium. Dan untuk mengetahui kepastiannya diperkirakan butuh waktu selama enam hari.Selain sampel DNA dari tubuh Azahari, tim forensik juga akan mengambil sampel DNA dari tubuh Arman mengingat anak buah Azahari itu sidik jarinya sudah hancur lebur. Namun tim agak kesulitan mencari sampel pembandingnya karena belum tahu keluarga Arman.Sidik JariSebetulnya, lanjut Aidy, dengan identifikasi 10 sidik jari yang sudah dipastikan milik Azahari, tidak ada keraguan lagi dari aparat penegak hukum.Karena secara utuh, dalam pendidikan dan penegakan hukum tidak diperlukan lagi tes DNA. "Tapi sebagai medis, kita tetap ambil sampel DNA untuk kajian ilmiah," katanya.Hal senada disampaikan ketua tim forensik Dr Azahari yang juga Kepala Pusat Kedokteran Kesehatan Polri Brigjen Bambang Ibnu Suparto. "Sebenarnya karena dipastikan 10 sidik jari yang ada milik Dr Azahari, tidak perlu dilakukan tes DNA. Tapi ini untuk meyakinkan secara medis saja," kata Bambang yang juga Ketua Tim Disaster Victim Identify (DVI).Selain sidik jari dan DNA, kata Bambang, ada satu lagi yang dijadikan identifikasi, yakni ontologi forensik.
(umi/)