"Pendidikan karakter sangat penting karena melengkapi dimensi akademis," kata Doni sebagaimana dilansir Antara, Jumat (1/11.2019).
Sebelumnya, ramai diberitakan mengenai orang tua murid SMA Gonzaga menggugat ke pengadilan karena anaknya tidak naik kelas. Di antara yang digugat adalah kepala sekolah dan guru SMA Kolese hingga Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Nilai kerugian yang diminta Rp 551 juta.
Doni mengatakan bukan proses pendidikan yang baik jika orientasinya anak pintar tapi tanpa tata krama dan jahat. Dalam proses pendidikan itu, kata dia, tidak hanya soal anak menjadi pintar tetapi memiliki budi pekerti yang baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas dasar itu, dia prihatin mengenai gugatan terhadap SMA Kolese Gonzaga lantaran peserta didiknya tinggal kelas karena persoalan akademik dan nonakademik.
Pendidikan karakter, kata Doni, merupakan penilaian dari sisi nonakademik yang saling melengkapi dengan aspek akademik. Penilaian nonakademik sendiri dapat diukur dari standardisasi norma yang diterapkan oleh pihak sekolah.
Sementara itu, Kepala Seksi Peserta Didik dan Pengembangan Karakter Peserta Didik Disdik DKI Jakarta Taga Radja Gah mengatakan siswa SMA Gonzaga bukan hanya karena akademik tapi juga nonakademik terkait karakternya.
"Siswa ini satu mata pelajaran tidak tuntas, yaitu sejarah. Peminatan nilainya 68. KKM-nya 75. Nah kemudian ternyata jauh sebelumnya memang laporannya ada kasus tidak disiplin," katanya.
detikcom sudah mendatangi SMA Gonzaga di Pejaten Barat sejak pagi untuk meminta konfirmasi. Namun pihak sekolah hingga kini belum memberikan pernyataan.
Tonton juga video Siswa SMP Tewas Setelah Jatuh dari Lantai 4 Sekolah:
(asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini