"Selama ini Banser tidak pernah punya masalah dengan FPI. Saya selalu katakan di mana-mana Banser itu tidak bermusuhan dan tidak berkawan dengan FPI selama ini. Posisi kita netral saja. Jadi tidak ada masalah apapun dengan FPI. Jadi apa yang harus dicairkan?" kata Yaqut di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (31/10/2019).
Jika ada gesekan antara Banser dan FPI di lapangan, menurut Yaqut, hal itu bersifat situasional dan bukan konflik permanen. Banser dan FPI disebutnya hanya berbeda sikap dalam berdakwah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, Yaqut setuju dengan pernyataan Said Aqil yang mengatakan semua habib harus dihormati. Namun, jika ada masalah hukum, seorang habib juga harus menghadapinya.
"Setuju. Kita setuju bahwa semua habib itu harus dihormati. Dan setiap warga negara punya kedudukan yang sama dalam hukum. Kan itu harus digarisbawahi juga. Artinya, mau habib, mau kiai, mau saya yang cuma orang nggak jelas ini kalau punya masalah dengan hukum ya dihadapi secara hukum," ucap politikus PKB itu.
Sebelumnya diberitakan, dalam ceramahnya, Ketum PBNU Said Aqil Siradj meminta masyarakat menghormati habaib, termasuk Habib Rizieq Syihab. PA 212 mengapresiasi pernyataan Said Aqil dan, menurutnya, sikap itu patut ditiru umat Islam.
Novel Bamukmin menyebut ceramah Said Aqil soal menghormati habaib (para habib) membawa kesejukan dan menyatukan umat Islam. Dia berharap ceramah itu diimplementasikan di kehidupan nyata.
"Dengan begitu menjadi cair dari NU serta sayap organisasinya termasuk Banser untuk menggalang persatuan, tidak lagi mendiskreditkan FPI selaku ormas di bawah pimpinan HRS (Habib Rizieq) karena di FPI umumnya para pimpinan pimpinan di FPI dan LPI tersebut mulai dari ranting sampai ke pengurus DPP dan sayap organisasi FPI adalah para habaib," sebut Novel Bamukmin. (azr/idn)