Anies yang Temukan Keanehan tapi Tak Umbar Kemarahan

Round-Up

Anies yang Temukan Keanehan tapi Tak Umbar Kemarahan

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 31 Okt 2019 05:53 WIB
Anies Baswedan (Foto: Agung Pambudhy)
Jakarta - Gubernur DKI, Anies Baswedan, mengaku sudah mengecek rencana anggaran Jakarta untuk tahun 2020 sebelum ramai sorotan publik sekarang ini. Meski menemukan keanehan, Anies memilih tak mengumbar kemarahan apalagi mengumumkannya.

Hal itu disampaikan Anies saat ditanya tentang Rencana Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) DKI 2020. Berikut poin-pon penjelasan Anies.

Tak Mau Cari Panggung Saat Temukan Keanehan

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anies sempat mengumpulkan jajarannya pada 23 Oktober 2019 lalu dan meminta mereka menyisir ulang proses penyusunan anggaran. Acara itu sendiri tertutup dari media. Videonya pun baru diunggah pada 29 Oktober 2019 kemarin.



Saat itu, Anies menyoroti anggaran alat tulis puluhan miliar hingga anggaran hadiah lomba. Dia juga memberi berbagai pesan kepada bawahannya.

"Saya kerjakan satu-satu kemarin. Tapi saya tidak berpanggung. Jadi mengerjakan itu tidak kemudian... Saya kerjakan. Satu-satu lihat, tim kita review satu-satu. Dan saya panggil semuanya, saya tunjukkan keanehan itu. Saya tidak umumkan keluar," ucap Anies Baswedan kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (30/10/2019).


Tak Mau Marahi Anak Buah

Menurut Anies, dia memilih koreksi internal. Dia mengaku tidak mau mengumumkan dan menyoroti anak buahnya secara terbuka karena bikin heboh. Anies tidak mau terlihat memarahi anak buahnya yang salah. Dia mengaku ingin memperbaiki sistem.

"Kalau diumumkan hanya menimbulkan kehebohan. Sebenarnya kelihatan keren sih marahin anak buahnya, tapi bukan itu yang saya cari tapi yang saya cari adalah, ini ada masalahnya ini harus dikoreksi karena mengandalkan manual," kata Anies.

Anggap Sistem Bermasalah

Anies merasa sistem anggaran DKI Jakarta saat ini sudah digital tapi tidak smart. Akibatnya, masih ada masalah penganggaran selama bertahun-tahun.

"Iya, jadi sistemnya sekarang ini sudah digital, but not a smart system. Itu hanya digital aja, mengandalkan orang untuk mereview. Itu sudah berjalan bertahun tahun. Karena itu ini akan diubah, tidak akan dibiarkan begitu saja. Lets do it in a smart way," ucap Anies.



Menurut Anies, sistem yang smart bisa mengoreksi kesalahan memasukkan data. Dengan demikian, kemungkinan munculnya anggaran yang aneh akan bisa dikurangi.

"Kalau smart system dia bisa melakukan pengecekan, verifikasi. Dia bisa menguji. Ini sistem digital tetapi masih mengandalkan manual," ucap Anies.

Salahkan Sistem Warisan

Anies Baswedan, menilai masalah penganggaran sudah terjadi selama bertahun-tahun dan pangkalnya adalah di sistem. Dia merasa mendapat 'warisan'.

"Ini problem muncul tiap tahun. maka yang kita koreksi adalah sistem nya. Sistem masih manual pengecekan manual maka ada puluhan ribu item. Saya kerjakan satu-satu kemarin. Tapi saya tidak berpanggung," ucap Anies.
Halaman 2 dari 2
(imk/dnu)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads