.webp)
"Kami baru saja mengadakan rapat dan mengambil kesimpulan daripada sikap Partai Hanura. Ini adalah sikap DPP Partai Hanura untuk (kader Hanura) seluruh Indonesia. Bahwa kita hanya mendukung sepenuhnya Presiden Jokowi dan hak prerogatif presiden itu mutlak kita akan patuhi," ujar Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang, di kantor DPP Hanura, lantai 18, The City Tower, Jakarta Pusat, Rabu (30/10/2019).
Sikap itu tertulis dalam enam poin yang dibacakan oleh juru bicara Partai Hanura, Benny Rhamdani. Dalam sikap itu tertulis, Hanura berprinsip mendukung Jokowi-Ma'ruf secara ideologis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan begitu, jelas Benny, Hanura tidak mengharapkan timbal balik. Hanura kembali menuturkan penempatan posisi menteri dan wakil menteri merupakan hak prerogatif presiden.
"Bagi Hanura, pilihan keyakinan dan politik ideologis itu tidak mengenal rumus tukar guling politik dan timbal balik kursi posisi menteri. Karena secara prinsip Partai Hanura menyadari bahwa pengangkatan menteri dan wakil menteri secara konstitusi sepenuhnya adalah hak prerogatif presiden, dan karena hak prerogatif presiden, maka keputusan presiden dalam mengangkat menteri dan wakil menteri partai Hanura memberikan dukungan penuh 100%," katanya.
Lebih lanjut, Benny mengucapkan selamat kepada pengisi jabatan di kabinet. Dia berharap seluruh menteri dapat menjalankan tanggung jawab sesuai visi-misi presiden.
"Partai Hanura mengucapkan selamat dimana presiden telah memilih kader-kader terbaik bangsa untuk menjadi pembantunya menjadi menteri maupun wakil menteri, dengan harapan baik menteri maupun wakil menteri benar-benar memiliki tanggung jawab menjalankan visi presiden dan wakil presiden dalam mewujudkan Indonesia maju," jelasnya.
Hanura mengajak seluruh elemen bangsa untuk mendukung sepenuhnya kebijakan Jokowi. Benny berharap momen ini bisa dijadikan momentum untuk menghilangkan perselisihan yang pernah ada selama Pilpres 2019.
"Bagi partai Hanura, inilah momentum konsolidasi demokrasi semua kekuatan elemen bangsa untuk segera meninggalkan luka karena politik pembelahan di Pilpres 2019, untuk segera bersatu kembali, setelah perbedaan pilihan, untuk segera berkumpul dan berikrar kembali untuk persatuan nasional Indonesia," tuturnya.
Halaman 2 dari 2
