Jakarta - Kaitan terdakwa kasus Munir, Pollycarpus Budihari Priyanto, dengan Badan Intelijen Negara (BIN) hingga kini belum terang. BIN telah membantah Polly merupakan agen intelijen. Kini disebut-sebut Polly kenal dengan menantu mantan Kepala BIN Hendropriyono, Andika Perkasa. Tapi Polly membantahnya."Saya tidak kenal dengan yang namanya Andika. Kalau tak percaya silakan dipertemukan," kata Polly dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Gajah Mada, Jumat (11/11/2005).Sidang Polly rencananya menghadirkan tiga saksi yakni Deputi Human Rights Working Group (HRWG), sebuah LSM HAM, yang juga teman Munir, Muhammad Choirul Anam, penumpang satu pesawat dengan Munir, Lee Khe Hian, dan mantan sekretaris utama BIN, Nurhadi Djazuli. Namun dari ketiga saksi yang dijadwalkan, yang hadir hanya Choirul Anam.Dugaan Polly mengenal Andika disampaikan Anam dalam kesaksiannya. Anam menceritakan pertemuannya dengan Deputi VII Bidang Teknologi BIN Bidja Subiyakto setelah kematian Munir. Bidja, kata Anam, pernah mengundang Munir untuk menjadi pembicara tentang situasi politik dan demokrasi sebulan sebelum keberangkatannya ke Belanda pada 7 September 2004.Munir menolak undangan itu karena tidak ada undangan resmi dari BIN. Undangan itu hanya disampaikan secara lisan oleh seorang perantara. Siapa perantara itu, Anam menolak menjelaskan namanya. Selain tak ada undangan resmi, Munir menolak undangan itu karena takut kedatangannya akan disalahpahami."Saat itu menurut Munir situasi sedang tidak bagus. Dia sedang memegang advokasi RUU TNI, RUU BIN dan Sidney Jones," kata Anam. Mengingat ada undangan itu Anam bersama Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (Kasum) lalu menemui Bidja. Pertemuan berlangsung dua kali pada bulan November 2004 di sebuah restoran di Menteng. Dalam pertemuan itu, Bidja menyatakan ia mengundang Munir untuk membicarakan situasi politik dan demokrasi nasional karena memandang Munir sebagai aset nasional.Saat itu Bidja juga mengaku tidak kenal dengan Polly. Tapi Anam lantas menanyakan kepada Bidja, apakah Polly kenal dengan menantu Hendro, Andika, yang bertugas di Papua. "Beliau menyatakan bisa jadi, mungkin saja," cerita Anam. Polly yang diminta tanggapan oleh hakim membantah bertemu Andika di Papua. "Keberadaan saya di Papua karena memang tinggal di sana sejak kecil," kata Polly.
Pengalaman Pahit dengan BINDalam sidang itu, Anam juga membeberkan pesan Bidja untuk menuntaskan kasus Munir. Bidja berpesan agar menelusuri kasus yang sedang ditangani Munir. "Tolong catat bersinggungan dengan siapa saja Munir. Kasus apa yang sedang ditanganinya. Dari kasus itu, kalau kamu cermat, kamu akan mengetahui kasus itu," kata Anam menirukan Bidja.Munir, kata Anam, juga pernah memiliki pengalaman pahit dengan BIN. Munir pernah dicekal BIN saat akan berangkat ke Jenewa dan Thailand. Waktu itu Munir bahkan sempat menelepon Hendro langsung untuk menanyakan pencekalan itu. Hendro saat itu menjawab pencekalan itu hanya kesalahan administrasi saja.
(iy/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini